pages bg right


Recent Video

Tampilkan postingan dengan label News. Tampilkan semua postingan

Rabu, 01 Agustus 2012

Muhammadiyah Kembangkan Dakwah Lewat Internet

Perkembangan teknologi informasi di dunia saat ini begitu cepat. Termasuk di dalamnya adalah media massa yang tidak hanya yang sifatnya manual, tetapi kini berkembang pada wilayah digital yang bersatu dengan internet.

Untuk itu, Muhammadiyah sangat berkepentingan untuk mengembangkan peran dakwahnya dengan memasuki wilayah teknologi yang lebih canggih lagi.

“Sebagai salah satu bentuk respons Muhammadiyah terhadap perkembangan zaman itu, maka Muhammadiyah kini mengembangkan radio streaming dan TV streaming,” Kata Din Syamsuddin dalam pembukaan Pengkajian Ramadhan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kantor Jakarta di Aula RS Islam Jakarta, Ahad (29/7).

Dalam kesempatan itu pula, Din dan beberapa pleno Pimpinan Pusat Muhammadiyah secara bergantian memukul gong, sebagai bentuk launching RSIJ TV Streaming.
“Televisi ini Alhamdulillah sudah dimulai dan bisa diakses bukan hanya oleh masyarakat yang ada di Indonesia, tetapi juga masyarakat dunia dimanapun mereka berada,” katanya. Sedangkan untuk mengaksesnya, RSIJ TV Streaming ini dapat dilihat lewat website www.rsi.co.id.

Untuk itu, Din berharap warga Muhamamdiyah dapat tetap mengembangkan pola dakwah lewat media ini agar Muhammadiyah dapat dirasakan oleh masyarakat luas. “Dakwah lewat media ini kini sedang terus dikembangkan oleh Majelis Pustaka dan Informasi, dan mudah-mudahan terus berkembang,” harapnya. 

Sumber: muhammadiyah.or.id

Ulama Aceh Minta Polisi Tuntaskan Kasus Pemurtadan

BANDA ACEH – Kalangan ulama Aceh meminta aparat kepolisian menuntaskan kasus upaya pemurtadan yang dilakukan dua orang tersangka di kawasan Gampong (desa) Neuheun, Kecamatan Masjid Raya, Kabupaten Aceh Besar.

"Kasus upaya pemurtadan dengan dua tersangkanya sudah ditangani pihak kepolisian, namun kita perlu tahu sejauh mana pengembangan masalah tersebut," kata Sekjen Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA), Tgk Faisal Ali, di Banda Aceh, Sabtu (28/7).

Seperti diberitakan sebelumnya, masyarakat Gampong Neuheun mengamuk dan sempat mengarak dua orang yang diyakini sebagai pelaku pedangkalan akidah terhadap warga muslim daerah itu pada 30 Mei 2012.

Dua tersangka, yakni Roy Tyson Kelbulan asal Sulawesi Selatan dan Ribur Manulang penduduk Tapanuli Utara, Sumut, itu sempat diamuk massa, kemudian diserahkan ke pihak kepolisian setempat.

Selanjutnya, pihak kepolisian telah menetapkan keduanya sebagai tersangka penodaan agama dan menjalani tahanan untuk proses hukum. Sekjen HUDA menegaskan, pihaknya bukan tidak percaya terhadap aparat penegak hukum, namun perlu kepastian apakah kasus tersebut sudah sampai ke lembaga peradilan.

"Kami berharap seluruh aparat penegak hukum agar menuntaskan masalah tersebut, dengan harapan dapat menjadi pembelajaran dan tidak terulang lagi dimasa mendatang. Jangan ada pemaksaan sebuah keyakinan kepada orang yang sudah beragama," tegas Faisal.

Untuk itu, ia juga berharap kasus pedangkalan akidah yang dilakukan warga luar Aceh terhadap masyarakat muslim di wilayahnya harus dihukum berat karena perbuatan tersebut melanggar HAM.

Sumber : REPUBLIKA.CO.ID,

Alquran Laris Manis di Bulan Puasa

MAKASSAR -- Penjualan kitab suci Alquran meningkat pada pekan pertama Ramadhan 1433 Hijriyah. Terutama Alquran yang dipasarkan dengan kemasan khusus untuk muslimah.

Bagian penjualan Toko Buku Gramedia Mal Panakukang Makassar, Iryanti di Makassar, mengatakan, kitab suci Alquran 'Syamil AlQuran special for Woman' yang berukuran tidak terlalu besar dan dibalut bahan semacam kulit berwarna merah muda atau pink seperti dompet, seharga Rp 47 ribu adalah yang terbanyak dibeli. "Hingga hari ini, sudah 143 buah yang terjual," katanya di Makassar, Jumat (27/7).

Selain itu, jenis buku lain yang banyak dicari adalah paket buku Ustad Yusuf Mansyur yang terdiri atas empat buku di dalam satu paket senilai Rp 185 ribu. Ia menambahkan, Al-Quranul Karim 'Miracle of Refence' seharga Rp 329 ribu yang juga dapat dibaca menggunakan elektonik pen serta seri Tafsir Al-Misbah juga merupakan pilihan terbaik untuk dimiliki.

Selama Ramadhan, pihaknya memang membuat 'display' khusus di bagian depan toko untuk mempermudah konsumen mencari dan memilih buku-buku mengenai pengetahuan Agama Islam dan bacaan-bacaan Islam. 'Display' tersebut merupakan bagian dari program 99 Cahaya Ramadan dengan 34 judul buku pilihan yang ditawarkan, di antaranya 99 Cahaya di Langit Eropa, Malaikat Cinta (Sisi Lain Ibadah Haji), Membuka Pintu Langit, Juzz Amma untuk Anak, Shalat yang Sempurna dan lainnya.

Selain itu, terdapat pula beberapa judul buku tambahan seperti inspirasi dan cara praktis menggunakan jilbab dan cara membuat kue-kue khas lebaran. Selama Ramadan, pihaknya juga menyelenggarakan program promo untuk pembelian buku-buku tertentu dengan pembelian minimal Rp 100 ribu.

Alhamdulillah, Mualaf Dayak Terus Bertambah

Perlahan tapi pasti, berkat adanya dakwah yang istiqamah mualaf Suku Dayak terus bertambah.

Satu per satu suku di pedalaman Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur,  yang mayoritas memeluk animisme-dinamisme mulai menyadari Tidak Ada Tuhan Selain Allah dan Muhammad Utusan Allah. 

Maka betapa gembiranya para mualaf ini, khususnya mereka yang berada di Kecamatan Barong Tongkok dan sekitarnya, ketika mendengar kabar bahwa dai kondang mantan rocker Ustadz Hari Moekti bersama tim Badan Wakaf Alquran (BWA) datang ke Pondok Pesantren As Salam, Kampung Aryakemuning, Barong Tongkok, untuk tabligh akbar dan menyalurkan Alquran wakaf.

“Warga antusias, bahkan ada yang satu hari satu malam jalan kaki dan naik perahu di sungai, naik ojek untuk mendapatkan Alquran dan mendengarkan tabligh akbar,” ujar Kang Hari, sapaan akrab Hari Moekti.

Di tengah mualaf yang serius mendengarkan tausiah nampak pula Ibrahim, mualaf mantan dukun yang berpakaian khas Dayak Banoa.

Sekitar 2.000 mushaf Al-Qur’an dan Terjemah diserahterimakan Kang Hari ke Pimpinan Ponpes As Salam Ustadz Arif, untuk dibagikan kepada jamaah yang hadir dan juga lima titik daerah yang didiami mualaf Suku Dayak, termasuk  Kampung Muara Jawaq Kecamatan Manor Bulatn.

Masuk Islam
Tidak puas hanya beberapa warga Muara Jawaq  yang mendengarkan tabligh akbar, dua utusan dari DKM Masjid Baitul Munawwarah Ustadz  Mukhlis MS (Ketua) dan Ustadz Soufy Ahmad pun meminta Kang Hari dan tim BWA mengisi acara serupa di masjid mereka yang berlokasi di Muara Jawaq.

Maka siang itu juga rombongan berangkat dan sampai ke lokasi pada malam hari. Sekitar pukul 10 pagi tabligh akbar pun digelar. Usai shalat jama qashar Zuhur-Ashar dan hendak bergegas ke tempat lain, Kang Hari dikejutkan oleh Mukhlis MS yang mengajak dua orang Suku Dayak untuk disyahadatkan.

“Asyhadu An La Ilaha Illallah Wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah
,” ujar Rusnawati (29) dan Risa Rosalina (30) saat dipandu Kang Hari mengucap dua kalimat syahadat tanda masuk Islam, Senin (4/6) siang di Masjid Al Munawwarah.

Ketika Kang Hari bertanya mengapa tertarik masuk Islam, mereka menjawab, Islam itu baik, bersih, peduli. Mengajarkan orang untuk berbagi, salah satunya dengan pembagian hewan qurban termasuk kepada mereka yang saat itu masih menganut animisme-dinamisme.

Kedua wanita Dayak itu masuk Islamnya menggenapi sekitar 70 persen dari 200 KK Muara Jawaq yang terlebih dulu masuk Islam, setelah mendapatkan dakwah yang istiqamah dari para pengurus masjid yang berasal dari Suku Bugis, Banjar dan Jawa yang bermukim sejak tahun 2000 itu. Subhanallah, Alhamdulillah, La Ilaha Illallah, Allahu Akbar.

Salah satu agenda Badan Wakaf Al Qur’an berikutnya adalah Al Qur’an Road Trip ke daerah minoritas muslim di kawasan Pegunungan Bromo-Tengger. Salurkan bantuan wakaf Quran Anda di sini.

http://www.wakafquran.org/project/detail/al_quran_road_trip_tengger

Minggu, 29 Juli 2012

Wajib Baca : 19 tanda gagal Ramadhan,

Di bulan Ramadhan, pintu neraka ditutup
dan pintu syurga dibuka lebar-lebar.
Namun banyak orang gagal mendapatkan kemuliaannya. Di bawah ini kiat-Kiat
menghindarinya gagalnya Ramadhan.

1. Kurang melakukan persiapan di bulan Sya'ban.

Misalnya, tidak tumbuh keinginan melatih bangun malam dengan shalat tahajjud.
Begitupun tidak melakukan puasa sunnah Sya'ban, sebagaimana telah disunnahkan
Rasulullah Shallallaahu `alaihi wa sallam. Dalam hadits Bukhari dan Muslim, dari
Aisyah Radhiallaahu `anha berkata,

"Saya tidak pernah melihat Rasulullah berpuasa sebulan pe
nuh selain di bulan
Ramadhan, dan saya tidak pernah melihat beliau banyak berpuasa selai
n di bulan
Sya'ban."


2. Gampang mengulur shalat fardhu.

"Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan
shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka kelak mereka akan menemui
kesesatan kecuali orang-orang yang bertaubat dan beramal shalih." (Maryam: 59)

Menurut Sa'id bin Musayyab, yang dimaksud dengan tarkush-shalat (meninggalkan
shalat) ialah tidak segera mendirikan shalat tepat pada waktunya. Misalnya
menjalankan shalat zhuhur menjelang waktu ashar, ashar menjelang maghrib, shalat
maghrib menjelang isya, shalat isya menjelang waktu subuh serta tidak segera
shalat subuh hingga terbit matahari. Orang yang bershiyam Ramadhan sangat
disiplin menjaga waktu shalat, karena nilainya setara de
ngan 70 kali shalat
fardhu di bulan lain.

3. Malas menjalankan ibadah-ibadah sunnah.

Termasuk di dalamnya menjalankan ibadah shalatul-lail. Mendekatkan diri kepada
Allah dengan melaksanakan ibadah-ibadah sunnah merupakan ciri orang yang shalih.

"Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang b
ersegera dalam mengerjakan
perbuatan-perbuatan baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas.
Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada Kami." (Al-Anbiya:90)

"Dan hamba-Ku masih mendekatkan diri kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunnah,
sampai Aku mencintainya." (Hadits Qudsi)

4. Kikir dan rakus pada harta benda.

Takut rugi jika mengeluarkan banyak infaq dan shadaqah adalah tandanya. Salah
satu sasaran utama shiyam agar manusia mampu mengendalikan sifat rakus pada
makan minum maupun pada harta benda, karena ia termasuk sifat kehewanan
(Bahimiyah). Cinta dunia serta gelimang kemewahan hidup sering membuat manusia
lupa akan tujuan hidup sesungguhnya.

Mendekat kepada Allah Subhaanahu wa ta'ala, aka
n menguatkan sifat utama
kemanusiaan (Insaniyah)

5. Malas membaca Al-Qur'an.

Ramadhan juga disebut Syahrul Qur'an, bulan yang di dalamnya dituru
nkan
Al-Qur'an. Orang-orang shalih di masa lalu menghabiskan waktunya baik siang
maupun malam Ramadhan untuk membaca Al-Qur'an.

"Ibadah ummatku yang paling utama adalah pembacaan Al-Qur'an." (HR Baihaqi)

Ramadhan adalah saat yang tepat untuk menimba dan menggali sebanyak mungkin
kemuliaan Al-Qur'an sebagai petunjuk hidup. Kebiasaan baik ini harus nampak
berlanjut setelah Ramadhan pergi, sebagai tanda keberhasilan latihan di bulan
suci.

6. Mudah mengumbar amarah.

Ramadhan adalah bulan kekuatan. Nabi Saw bersabda: "Orang kuat bukanlah orang
yang selalu menang ketika berkelahi. Tapi orang yang kuat adalah orang
yang bisa
menguasai diri ketika marah."

Dalam hadits lain beliau bersabda: "Puasa itu perisai diri, apabila salah
seorang dari kamu berpuasa maka janganlah ia berkata keji dan jangan membodohkan
diri. Jika ada seseorang memerangimu atau mengumpatmu, maka katakanlah
sesesungguhnya saya sedang berpuasa." (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)

]7. Gemar bicara sia-sia dan dusta.

"Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dusta perbuatan Az-Zur, maka Allah
tidak membutuhkan perbuatan orang yang tidak bersopan santun, maka tiada hajat bagi Allah padahal dia meninggalkan makan dan m
inumnya." (HR Bukhari dari Abu Hurairah)

Kesempatan Ramadhan adalah peluang bagi kita untuk mengatur dan melatih lidah
supaya senantiasa berkata yang baik-baik. Umar ibn Khattab Ra berkata: "Puasa
ini bukanlah hanya menahan diri dari makan dan minum saja, akan tetapi juga dari
dusta, dari perbuatan yang salah dan tutur kata yang sia-sia." (Al Muhalla VI:
178) Ciri orang gagal memetik buah Ramadhan kerap berkata di belakang hatinya.
Kalimat-kalimatnya tidak ditimbang secara masak: "Bicara dulu baru berpikir,
bukan sebaliknya, berpikir dulu, disaring, baru diucapkan."

8. Memutuskan tali silaturrahim.

Ketika menyambut datangnya Ramadhan Rasulullah Saw bersabda: "Bar
angsiapa
menyambung tali persaudaraan (silaturrahim) di bulan ini, Allah akan
menghubungkan dia dengan rahmat-Nya. Barang siapa memutuskan kekeluargaan di
bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya."
Puasa mendidik pribadi-pribadi untuk menumbuhkan jiwa kasih sayang dan tali
cinta.

Pelaku shiyam jiwanya dibersihkan dari kekerasan hati dan kesombongan, diganti
dengan perangai yang lembut, halus dan tawadhu. Apabila ada atau tidak adanya
Ramadhan tidak memperkuat hubungan kekeluargaan dan persaudaraan, itu tanda
kegagalan.

9. Menyia-nyiakan waktu.

Al-Qur'an mendokumentasikan dialog Allah Swt dengan oran
g-orang yang menghabiskan waktu mereka untuk bermain-main.

"Allah bertanya: ` Berapa tahunkan lamanya kamu tinggal di bumi?' Mereka
menjawab: `Kami tinggal di bumi sehari atau setengah hari. Maka tanyakanlah
kepada orang-orang yang menghitung.'

Allah berfirman: `Kamu tidak tingal di bumi melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui. "Maka apakah kamu mengira sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan kamu tidak akan
dikembalikan kepada Kami? Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang sebenarnya; tidak Tuhan yang berhak disembah selain Dia, Tuhan yang mempunyai `Arsy yang mulia." (Al-Mu'minun: 112-116)

Termasuk gagal dalam ber-Ramadhan orang yang lalai atas karunia waktu
dengan melakukan perbuatan sia-sia, kemaksiatan, dan hura-hura. Disiplin waktu selama
Ramadhan semestinya membekas kuat dalam bentuk cinta ketertiban dan keteraturan.

10. Labil dalam menjalani hidup.

Labil alias perasaan gamang, khawatir, risau, serta gelisah dalam menjalani
hidup juga tanda gagal Ramadhan. Pesan Rasulullah Saw:

"Sesungguhnya telah datang bulan Ramadhan yang
penuh berkah. Allah telah
memfardhukan atas kamu berpuasa di dalamnya. Dibuka semua pintu surga, dikunci
semua pintu neraka dan dibelenggu segala syetan. Di dalamnya ada suatu malam
yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa tiada diberikan kebajikan malam
itu, maka sungguh tidak diberikan kebajikan atasnya." (HR Ahmad, Nasa'i, Baihaqi
dari Abu Hurairah)


Bila seseorang meraih berkah bulan suci ini, jiwanya mantap, hatinya tenteram,
perasaannya tenang dalam menghadapi keadaan a
papun.

11. Tidak bersemangat mensyiarkan Islam.

Salah satu ciri utama alumnus Ramadhan yang berhasil ialah tingkat taqwa yang
meroket. Dan setiap orang yang ketaqwaannya sem
akin kuat ialah semangat
mensyiarkan Islam. Berbagai kegiatan `amar ma'ruf nahiy munkar dilakukannya,
karena ia ingin sebanyak mungkin orang merasakan kelezatan iman sebagaimana
dirinya. Jika semangat ini tak ada, gagal lah Ramadhan seseorang.

12. Khianat terhadap amanah.

Shiyam adalah amanah Allah yang harus dipelihara (dikerjakan) dan selanjutnya
dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya kelak. Shiyam itu ibarat utang yang harus
ditunaikan secara rahasia kepada Allah. Orang yang terbiasa memenuhi amanah
dalam ibadah sir (rahasia) tentu akan lebih menepati amanahnya terhadap orang
lain, baik yang bersifat rahasia maupun yang nyata. Sebaliknya orang yang gagal
Ramadhan mudah mengkhianati amanah, baik dari Allah maupun dari manusia.

13. Rendah motivasi hidup berjama'ah.

Frekuensi shalat berjama'ah di masjid meningkat tajam selama Ramadhan. Selain
itu, lapar dan haus menajamkan jiwa sosial dan empati terhadap kesusahan sesama
manusia, khususnya sesama Muslim. Allah mencintai hamba-hamba-Nya
yang berjuang
secara berjama'ah, yang saling menguatkan.

"Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam
saatu barisan yang teratur, seakan-akan mereka seperti bangunan yang tersusun
kokoh." (Ash-Shaf: 4) Ramadhan seharusnya menguatkan motivasi untuk hidup
berjama'ah.

14. Tinggi ketergantungannya pada makhluk.

Hawa nafsu dan syahwat yang digembleng habis-habisan selama bulan Ramadhan
merupakan pintu utama ketergantungan manusia pada sesama makhluk. Jika jiwa
seseorang berhasil merdeka dari kedua mitra syetan itu setela
h Ramadhan, maka
yang mengendalikan dirinya adalah fitrah dan akhlaq. Orang yang tunduk dan taat
kepada Allah lebih mulia dari mereka yang tunduk kepada makhluk.

15. Malas membela dan menegakkan kebenaran.

Sejumlah peperangan dilakukan kaum Muslimin melawan tentara-tentara kafir
berlangsung di bulan Ramadhan. Kemenangan Badar yang spektakuler itu dan
penaklukan Makkah (Futuh Makkah) terjadi di bulan Ramadhan. Di tengah ge
lombang kebathilan dan kemungkaran yang semakin berani unjuk gigi, para alumni akademi
Ramadhan seharusnya semakin gigih dan strategis dalam membela dan menegakkan
kebenaran. Jika bulan suci ini tidak memberi bekal perjuangan baru yang bernilai
spektakuler, maka kemungkinan besar ia telah meninggalkan kita sebagai
pecundang.


16. Tidak mencintai kaum dhuafa.

Syahru Rahmah, Bulan Kasih Sayang adalah nama lain Ramadhan, karena di bulan ini
Allah melimpahi hamba-hamba-Nya dengan kasih sayang ekstra. Shiyam Ramadhan
menanam benih kasih sayang terhadap orang-orang yang paling lemah di kalangan
masyarakat. Faqir miskin, anak-anak yatim dan mereka yang hidup dalam
kemelaratan. Rasa cinta kita terhadap mereka seharusnya bertambah. Jika cinta
jenis ini tidak bertambah sesudah bulan suci ini, berarti Anda perlu segera
instrospeksi.

17. Salah dalam memaknai akhir Ramadhan.

Khalifah Umar ibn Abdul Aziz memerintahkan seluruh rakyatnya supaya mengakhiri
puasa dengan memperbanyak istighfar dan memberikan sadaqah, karena istighfar dan
sadaqah dapat menambal yang robek-robek atau yang pecah-pecah dari puasa.
Menginjak hari-hari berlalunya Ramadhan, mestinya kita semakin sering melakukan
muhasabah (introspeksi) diri.

"Wahai orang-orang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok dan bertaqwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Al-Hasyr:
18)

18. Sibuk mempersiapkan Lebaran.

Kebanyakan orang semakin disibukkan oleh urusan lahir dan logistik menjelang
Iedul Fitri. Banyak yang lupa bahwa 10 malam terakhir merupakan saat-saat
genting yang menentukan nilai akhir kita di mata Allah dalam bulan mulia ini.
Menjadi pemenang sejati atau pecundang sejati.
Konsentrasi pikiran telah bergeser dari semangat beribadah, kepada luapan
kesenangan merayakan Idul Fitri dengan berbagai kegiatan, akibatnya lupa
seharusnya sedih akan berpisah dengan bulan mulia ini.

19. Idul Fitri dianggap hari kebebasan.

Secara harfiah makna Idul Fitri berarti "hari kembali ke fitrah". Namun
kebanyakan orang memandang Iedul Fitri laksana hari dibebaskannya mereka dari
"penjara" Ramadhan. Akibatnya, hanya beberapa saat setelah Ramadhan
meninggalkannya, ucapan dan tindakannya kembali cenderung tak terkendali,
syahwat dan birahi diumbar sebanyak-banyaknya. Mereka lupa bahwa Iedul Fitri
seharusnya menjadi hari di mana tekad baru dipancangkan untuk menjalankan peran
khalifah dan abdi Allah secara lebih profesional. Kesadaran penuh akan kehidupan
dunia yang berdimensi akhirat harus berada pada puncaknya saat Iedul Fitri, dan
bukan sebaliknya.

Sumber : http://musiconlinecairo.multiply.com/journal/item/58

Selasa, 24 Juli 2012

Mengamalkan Surat Al-Waqi'ah

Bagi seseorang yang belum mengetahui manfaat dan rahasia mengamalkan surat Al-Waqi’ah secara rutin, dan dia mengamalkannya, Berbahaya.! Karena Surat Al-Waqi’ah merupakan salah satu yang dikenal sebagai surat yang memiliki rahasia dahsyat dan penuh berkah. Khasiat dan Keberkahannya mampu menghilangkan kemiskinan dan mendatangkan rejeki bagi siapa saja yang membacanya dan mengamalkannya dengan rutin setiap hari di sore hari..

dalam sebuah riwayat yang di sabdakan oleh Rasulullah SAW :

"Barangsiapa membaca Surah Al-Waqiah setiap malam, maka takkan menimpa padanya kepapaan (kemiskinan) HR. Al-Baihaqi.

Surat Al-Waqi’ah adalah surat kekayaan lahir maupun batin, maka bacalah surat itu dan ajarkan kepada anak-anak serta istri kalian.
dalam sbuah hikmah dan hadits, “Ajarkanlah istri kalian Surat Al-Waqi’ah, karena sesungguhnya surat itu adalah surat kekayaan”.
Dengan melihat kedudukan surat Al-Waqiah yang sedemikian besar khasiatnya untuk mendatangkan rejeki bagi kita, marilah mulai sekarang membacanya secara rutin setiap hari atau setiap malam. Karena memang surat itu penuh berkah dan mengundang kekayaan serta mengusir kemiskinan bagi siapa saja yang mau secara rutin membacanya.

Kembali Kepada Agama Allah

Setiap kita tahu dan menyaksikan betapa pesatnya dan canggihnya perkembangan teknologi, seiring dengan lajunya zaman yang kian modern -katanya-. Semua ini berkat semakin hebatnya akselerasi pemikiran manusia dalam hal ilmu duniawi, akibatnya fenomena seperti ini memotivasi para bapak-bapak bangsa untuk menerjunkan anak-anaknya berlaga di arena tandang modernisasi yang dikira akan dapat mengatasi persoalan hidup.

Teramat banyak jumlah orang-orang yang gemar bermimpi walau sangat sedikit mimpi yang menjadi kenyataan, realita yang ada menunjukkan bahwa agilitas manusia dalam hal ilmu duniawi serta pesatnya teknologi tidak dapat mengatasi persoalan hidup, malah sebaliknya persoalan dan problematika kian menumpuk di keluarga, di masyarakat, di lingkungan, bahkan di negara, satu paradigma yang menyedihkan.
Para pembaca -semoga dirahmati Allah- sebagai seorang muslim tentu kita merasa prihatin, mengingat pemikiran banyak manusia ini menyebabkan jauhnya dari agama, terbukanya pintu kejahatan dan kemaksiatan yang mengundang kemarahan dan kebencian Allah jalla jalaaluhu. 

Allah berfirman,
“Barangsiapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan kami tambah keuntungan itu baginya dan barangsiapa yang menghendaki keuntungan di dunia kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagian pun di akhirat.”
(QS Asy Syuraa: 20).
Allah juga berfirman,
“Dan jika kami hendak membinasakan suatu negeri, maka kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan kami), kemudian kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.”
(QS Al Israa: 16).

Kita mesti sadar bahwa syaithon adalah para fuqoha dalam bidang kejahatan, mereka selalu mengitimidasi kita dengan sesuatu yang menjadikan kita jauh dari agama Allah. 

Allah berfirman,
“Syaithan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir) sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripadanya dan karunia. Dan Allah Maha Luas karuniaNya lagi Maha Mengetahui.”
(QS Al Baqoroh: 268).

Begitu pula orang-orang kafir yang sebagai jelmaan para syaithon itu, menarik perhatian kaum muslimin agar menyibukkan diri dengan gemerlap ilmu duniawi guna menjauhkan aqidahnya, akhlaqnya, moralnya dari petunjuk ilmu Allah dengan menghinakan mereka dalam hal dunianya. 

Allah berfirman,
“Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rizki kepada orang-orang yang dikehendakiNya tanpa batas.”
(QS Al Baqoroh: 212).

Allah juga berfirman,
“Dan demikianlah Kami adakan pada tiap-tiap negeri penjahat-penjahat yang terbesar agar melakukan tipu-daya dalam negeri itu. Dan mereka tidak memperdayakan melainkan dirinya sendiri, sedang mereka tidak menyadarinya.”
(QS Al An’aam: 123).

Kita tidak boleh terlena dengan memandang sebelah mata kenyataan ini, agar kaum muslimin tahu bahwa tidak ada kemuliaan, tidak ada kebahagiaan di dunia dan akhirat kecuali dengan berpegang teguh terhadap agama Allah, kembali padaNya, dan membela agamaNya. Apa yang tengah kita rasakan dari semakin bejatnya moral, hilangnya kewibawaan bangsa, kehinaan serta eksploitasi orang-orang kuffar adalah dampak dari kurangnya perhatian kita sendiri terhadap agama dan mulai melemah dan terkikisnya semangat untuk membelanya.

Allah berfirman, 
“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepadaNya-lah kamu minta pertolongan.”
(QS An Nahl: 53).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Apabila kalian jual beli dengan ‘inah (salah satu bentuk jual beli riba) dan kalian ridho dengan bercocok tanam (menyibukkan diri dengannya) dan menyibukkan diri dengan peternakan, kemudian kalian meninggalkan untuk berjihad di jalan Allah, Dia akan menimpakan kehinaan atas kalian, tidak akan mengangkatnya dari kalian hingga kalian kembali kepada agama kalian.”
(HR Abu Dawud no: 3462, Ahmad 2/84, dan yang lainnya dari sahabat Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma).
Wajib bagi segenap kaum muslimin untuk membangun kembali kehidupan yang baru dengan kembali kepada Allah, mendalami agama Allah dan membelanya sehingga mendapatkan petunjuk dalam mengarungi kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta dapat mengatasi persoalan-persoalan yang problematis. 

Allah berfirman,
“Dan apakah orang yang sudah mati (hatinya) kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar daripadanya? …”
(QS Al An’aam: 122).

Cahaya di sini adalah cahaya wahyu (Al Qur’an), sedang gelap gulita adalah kebodohan, kekufuran, dan kesesatan. (Tafsir Al Qur’anul Azhim 2/183). Allah juga berfirman, “Allah dia menganugerahkan al hikmah (kepahaman yang dalam tentang Al Qur’an dan As Sunnah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang dianugerahi al hikmah itu, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).”
(QS Al Baqoroh: 269).

Di akhir tulisan ini penulis akan nukilkan satu ayat yang semoga menjadi pelajaran dan bahan renungan bersama, yaitu firman Allah, 

“Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyaknya generasi-generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri…”
(QS Al An’aam: 6).

 Ya Allah…, janganlah Engkau palingkan hati-hati kami setelah Engkau beri hidayah, dan curahkanlah kepada kami selalu rahmatMu, innaka Waliyyu dzaalik wal Qoodir ‘alaih. Walhamdulillahi robbil ‘alamin. Wal ilmu indallah.
Ditulis oleh Al Ustadz Abu Hamzah Al Atsary.

Sumber : Bulletin Al Wala wal Bara

Jumat, 20 Juli 2012

Benarkah Manusia Purba Memang Ada?

Sekali-kali, tengoklah buku sejarah untuk tingkat SMP. Bab I buku itu membahas tentang sejarah manusia, yang dikaitkan dengan kemungkinan adanya jenis makhluk bernama 'manusia purba'. Mengapa teori semacam ini dimunculkan dan diajarkan di sekolah-sekolah?

Perlu dicatat, Ilmu pengetahuan yang berkembang pada era dominasi Peradaban Barat sekarang ini bersumber dari paham sekularisme, utilitarianisme dan materialisme. Pahampaham tersebut menolak unsur transenden dalam alam semesta, memisahkan agama dari kehidupan dan nilai yang tidak mutlak atau relatif (Harvey Cox, The Secular City, 1965).

Semenjak Rene Descartes (m. 1650) menyampaikan prinsip cogito ergo sum (aku berpikir maka aku ada) maka rasio menjadi satu-satunya pengetahuan dan satu-satunya kriteria untuk mengukur kebenaran. Rasio menjadi pokok pengetahuan dan ia harus terbebas dari mitos-mitos keagamaan seperti wahyu, Tuhan, credo, nilai dan lain sebagainya.

Ilmu pengetahuan Barat modern tidak mempunyai pinjakan kuat tentang asal-usul manusia, berbeda dengan wahyu yang jelas-jelas menyebutkan manusia pertama adalah Adam. Merekapun menyusun suatu landasan teori yang menyebutkan bahwa asal-usul manusia adalah manusia purba. Teori ini 'diperkuat' dengan temuan-temuan fosil manusia purba yang berusia jutaan tahun. Maka muncul dan berkembanglah teori evolusi yang menyatakan asal usul manusia sekarang ini adalah manusia kera, kemudian berkembang menjadi manusia purba dan manusia modern.

Dalam pelajaran sejarah Indonesia kita sering mendapat informasi adanya fosil-fosil Homo erectus yang ditemukan di beberapa lokasi di Jawa yang oleh para arkeolog diperkirakan berumur mulai dari 1,7 juta tahun (Sangiran) hingga 50 ribu tahun yang lalu (Ngandong). Terdapat kategori dua subspesies berbeda yaitu Homo erectus paleojavanicus yang lebih tua daripada Homo erectus soloensis. Disebutkan bahwa mereka hidup sezaman dengan manusia modern Homo sapiens kurang lebih 50.000 tahun lalu.

Namun demikian hampir semuanya sepakat bahwa nenek manusia bukan manusia model yang fosilnya ditemukan itu. Para ahli pendukung teori evolusi mengatakan bahwa makhluk itu merupakan missing link (mata rantai yang hilang) dari ras manusia. Namun bagi umat Islam dan para ilmuwan modern, keberadaan fosil manusia purba tidak pernah diakui kebenarannya. Para evolusionis (kaum yang menganut paham teori evolusi Darwin) yang memang atheis tidak punya pijakan siapa manusia pertama sehingga berasumsi bahwa manusia yang sekarang ada merupakan perkembangan dari manusia purba.

Keberadaan manusia purba, termasuk binatang dinosaurus sudah banyak disangkal oleh para ilmuwan modern. Beberapa temuan terakhir justru menunjukkan bahwa teori manusia purba tidak benar alias tidak pernah ada. Selama ini kita mendapatkan pemahaman yang salah yang diberikan pada waktu pendidikan dasar, ditambah dengan rekayasa film ala holywood yang memvisualisasi keberadaan mahlukmahluk di jaman purba, di antaranya Film Jurasic Park. Keadaan menjadi bertambah parah tatkala teori tentang manusia purba yang dikemukakan oleh para evolusionis ini diberikan tempat di dalam kurikulum pendidikan dasar kita.

Para ilmuwan Barat yang sebagian besar memang menganut teori evolusi memasukkan Australopithecus atau ras kera yang telah punah sebagai ras "nenek moyang manusia".
Padahal ada jurang besar dan tak berhubungan antara kera dan manusia. Perbedaan ini yang tidak bisa dijelaskan oleh mereka selanjutnya disebut dengan mata rantai yang hilang (missing link).

Adapun ras manusia primitif menurut mereka, sebenarnya hanya variasi dari ras manusia modern, namun dibesar-besarkan sebagai spesies yang berbeda. Faktanya, spesies yang berbeda. Fakta tidak ada urutan kronologis seperti itu. Banyak yang hidup pada periode yang sama yang berarti tidak ada evolusi, bahkan ada yang lebih tua dari jenis yang diklaim sebagai nenek moyangnya.

Tatkala para evolusionis tak juga menemukan satu fosilpun yang bisa mendukung teori mereka, terpaksa mereka melakukan manipulasi. Contoh yang paling terkenal adalah manusia Piltdown yang dibuat dengan memasangkan tulang rahang orang utan pada tengkorak manusia. Fosil ini telah mem bohongi dunia ilmu pengetahuan selama 40 tahun. Ilmuwan evolusionis yang tidak mengenal Tuhan tidak mendapatkan informasi siapa manusia pertama yang mendiami bumi ini.

Oleh karena itu mereka membuat teori asal usul manusia yang dimulai dari manusia kera, manusia purba dan manusia modern. Apabila kita orang Islam mengemukakan konsep manusia pertama adalah Adam, sebagaimana disebutkan di dalam Alquran dan Hadis Nabi SAW, besar kemungkinan akan ditolak karena bertentangan dengan teori yang mereka buat. Karena dunia Barat saat ini tengah menguasai peradaban dunia, maka mereka bisa dengan mudahnya memasukkan teori-teori tersebut ke dalam kurikulum pendidikan, termasuk pendidikan Islam di negeri-negeri muslim. Sampai saat ini teori evolusi dengan keberadaan manusia purbanya masih banyak dipakai dan di ajarkan di sekolah-sekolah Islam.

Padahal itu semua tidak benar karena berasal dari pemikiran yang sangat spekulatif dan jauh dari unsur wahyu. Ironisnya, banyak orang tua tidak peduli, saat belajar sejarah, anaknya dijejali dengan teori yang menanamkan benih keraguan terhadap iman mereka.


Sumber : REPUBLIKA.CO.ID

Rabu, 18 Juli 2012

singa sebut nama Allah

Laailaha illallah 

Ini adalah 1 Fakta bahwa allah Swt adalah tuhan yang esa, yang menciptakan seluruh alam semesta dan seluru isinya.
Segala puji bagi Allah Swt tuhan seluruh alam semesta,

kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan kepada Allah-lah kembali (semua makhluk).
(An-Nuur : 42)


Mari kita saksikan kejadian yang mengagumkan ini..!!!


ISLAM MENGUTUK TERORISME

Film yang diproduksi oleh Science Research Foundation, sebuah lembaga Harun Yahya, ini menampilkan tanggapan dan kecaman dari kaum Muslimin terhadap terorisme. Diawali dengan peristiwa 11 September, film ini memaparkan bahwa segala bentuk kekerasan terhadap warga sipil adalah kejahatan terhadap kemanusiaan dan merupakan dosa besar menurut agama. Ditegaskan pula bahwa terorisme adalah sifat asli ideologi sekuler seperti komunisme, fasisme, dan rasisme. Sebaliknya, seluruh agama wahyu – Islam, Nasrani dan Yahudi – menentang terorisme. Semua agama tersebut bertujuan utama mewujudkan perdamaian dan persaudaraan antarmanusia
 

Selasa, 17 Juli 2012

Inilah 7 Nama Kota Makkah dalam Alquran

Sebagaimana tercantum dalam Alquran, Makkah Al-Mukarramah mempunyai nama lain.
Dari sejumlah nama ini, Alquran menyebut tujuh di antaranya, yaitu:

1. Makkah, sebagaimana tersurat dalam firman Allah Swt, "Dan Dia­lah yang mencegah tangan mereka dari (membinasakan) kamu dan mencegah tangan kamu dari (membinasakan) mereka di tengah kota Makkah. setelah Allah memenangkan kamu atas mereka." (Al-Fath [48]: 24).

2. Bakkah, sebagaimana tersurat dalam firman Allah SWT, "Sesung­guhnya rumah ibadah pertama yang dibangun untuk manusia ialah Baitullah yang di Bakkah yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam." (Ali Imran [3]: 96).

3. Umm Al-Qura, sebagaimana tersurat dalam firman Allah Swt, "Dan ini (Al Quran) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi; membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Mekah) dan orang-orang yang di luar lingkungannya. Orang-orang yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya (Al Quran) dan mereka selalu memelihara sembahyangnya." (Al-An‘am [6]: 92).

4. Al-balad, sebagaimana tersurat dalam firman Allah Swt, "Aku bersumpah dengan negeri ini (al-balad. Makkah) dan engkau (Muhammad) bertempat di negeri ini (al-balad. Makkah)." (Al-Balad [90]: 1-2).

5. Al-baldah, sebagaimana tersurat dalam firman Allah Swt, "Aku (Mu­hammad) hanya diperintahkan menyembah Tuhan negeri ini (al-bal- dah, Makkah) yang telah Dia sucikan." (Al-Naml [27]: 91).

6. Al-balad Al-amin, sebagaimana tersurat dalam firman Allah, "Demi buah Tin dan huah Zaytun, demi gunung Sinai, dan demi negeri yang aman ini (al-balad al-amin, Makkah)." (Al-Tin [95]: 1-3).

7. Al-balad Al Aminin, sebagaimana tersurat dalam firman Allah Swt, "Dan ingatlah ketika Ibrahim berdoa, “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri (Makkah) ini negeri yang aman (al-balad al-Amin)." (Al-Baqarah [2]: 126).


Kutipan : REPUBLIKA.CO.ID,
Sumber : Buku Induk Haji dan Umrah untuk Wanita, Oleh; Dr. Ablah Muhammad Alkahlawy

Senin, 16 Juli 2012

Inilah 6 Keistimewaan Kota Madinah


Madinah adalah kota suci kedua bagi umat Islam. Madinah Al Munawwarah memiliki sejumlah keistimewaan. Berikut hadis yang menjelaskan keutamaan Kota Madinah.





  • “Sesungguhnya Ibrahim telah menyucikan Makkah dan mendoa­kan kebaikan bagi penduduknya, dan aku menyucikan Madinah sebagaimana Ibrahim menyucikan Makkah. Aku juga mendoakan keberkahan untuk takaran dan mud di Madinah sebagaimana Ibrahim mendoakan kebaikan untuk penduduk Mekah.” (HR. Muslim).
  • “Sesungguhnya Ibrahim telah menyucikan Makkah dan aku menyucikan Madinah diantara dua gunungnya tidak boleh ditebang tanamannya dan diburu hewannya.” (HR. Muslim).
  • “Keimanan akan selalu mengelilingi Madinah sebagamana ular mengelilingi liang rumahnya,” (HR. Bukhari).
  • “Madinah adalah tanah haram antara gunung Air dan Tsawr. Siapa yang berbuat jahat di dalamnya atau melindungi orang jahat maka dia akan mendapat laknat dari Allah, malaikat, seluruh manusia, dan Allah tidak akan menerima secuil pun kebaikannya. Haram memotong tanamannya, memburu hewannya, dan mengambil barang yang terlantar kecuali untuk menyelamatkannya. Siapa pun tidak diperkenankan mengangkat pedang dan berperang di dalam­nya atau memotong rerumputan kecuali untuk memberi makan unta,” (HR. Bukhari).
  • “Akan datang satu masa ketika seseorang akan mengajak sepupu dan kerabatnya mencari kesejahteraan. Seandainya mereka menge­tahui, Madinahlah tempat yang paling cocok untuk tujuan mereka. Demi Allah yang menggenggam jiwa ragaku, tidak ada seorang pun yang keluar dari Madinah sambil membawa kedengkian ke­cuali Allah akan menggantinya dengan orang lain yang lebih baik. Ingatlah! Madinah tak ubahnya seperti ubupan api tukang besi yang menyingkirkan hal hal buruk. Kiamat takkan terjadi sampai Madinah menyingkirkan orang-orang jahat di dalamnya sebagaima­na ubukan api menyingkirkan kotoran besi,” (HR Muslim).
  • “Siapa yang meninggal dunia di Madinah hendaknya dia menerimanya (dengan bahagia) karena tidak ada orang yang meninggal dunia di Madinah kecuali kelak aku akan memberi syafaat kepadanya.” (HR Ibnu Majah dan Al Turmudzi).
Kutipan : REPUBLIKA.CO.ID
Sumber : Buku Induk Haji dan Umrah untuk Wanita, Oleh; Dr. Ablah Muhammad Alkahlawy

Perhatian Islam Terhadap Akhlak


Sejarah membuktikan, kebahagiaan menjalankan syariat Islam hanya dapat diperoleh dengan terwujudnya akhlak yang baik.

Keterputusan hubungan antara pelaksanaan syariah dengan akhlak atau sebaliknya, merupakan hal yang dapat menghancurkan jiwa dan kehidupan manusia.

Akhlak yang dituntut untuk dipelihara adalah akhlak yang merupakan pilar agama di sisi Allah. Jadi, bukan sekedar mengetahui bahwa kebenaran adalah mulia dan kebohongan adalah hina, keikhlasan adalah sesuatu yang agung dan tipu daya adalah suatu kehancuran. Juga bukan sekedar teori atau obrolan antarmanusia.

Akhlak yang dituntut adalah reaksi jiwa dan pengaruhnya terhadap jiwa itu sendiri. Yakni, segala sesuatu yang sepatutnya dilakukan, maka dilakukannya, dan segala sesuatu yang tidak pantas dikerjakan, maka ditinggalkannya. Jadi, akhlak dalam pengertian ini adalah benteng bagi pelaksanaan seluruh syariat Islam.

Karena itu, Islam sangat mementingkan akhlak, sehingga Rasulullah SAW menjadikan akhlak sebagai pokok risalahnya, sebagaimana sabdanya, “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Bukhari).

“Sesuatu yang paling berat dalam timbangan pada hari kiamat adalah takwa kepada Allah dan akhlak yang baik.” (HR. At-Turmudzi).

Untuk membentuk akhlak mulia dalam bentuk lahiriyah, hendaknya dimulai dari pembersihan jiwa (tazkiyatun nafs), sehingga hasilnya akan kekal.

Sebagaimana sabda Nabi SAW, “Sesungguhnya dalam tubuh itu ada segumpal darah. Apabila gumpalan darah itu baik, maka akan menjadi baiklah seluruh tubuh, tetapi jika ia rusak, maka akan rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah, bahwa ia adalah hati.” (HR. Muslim).

Sumber : REPUBLIKA.CO.ID