pages bg right


Recent Video

Tampilkan postingan dengan label Ibadah. Tampilkan semua postingan

Selasa, 17 Juli 2012

101 alasan memakai jilbab


1. Menjalankan syi’ar Islam.
2. Berniat untuk ibadah.
3. Menutup aurat terhadap yang bukan muhrim.
4. Karena saya ingin ta’at kepada Allah yang telah menciptakan saya, menyempurnakan kejadian, memberi rizki, melindungi, dan menolong saya.
5. Karena saya ingin ta’at kepada Rasul-Nya, pembimbing ummat dengan risalah beliau.
6. Untuk memperoleh Ridho Allah (InsyaAllah).
7. Merupakan wujud tanda bersyukur atas nikmat-Nya yang tiada putus.
8. Seluruh ulama sepakat bahwa hukum mengenakan jilbab itu wajib.
9. Agar kaum wanita menutup auratnya.
10. Bukan karena gaya-gayaan.
11. Bukan karena mengikut trend.
12. Bukan karena berlagak sok suci.
13. Lebih baik sok suci dari pada sok zholim ^_^ .
14. Tidak sekadar bermaksud agar berbeda dari yang lain.
15. Meninggikan derajat wanita dari belenggu kehinaan yang hanya menjadi objek nafsu semata.
16. Jilbab cocok untuk semua wanita yang mau menjaga dirinya dari objek nafsu semata.
17. Saya ingin menjadi wanita solihah.
18. Saya tengah berusaha mencapai derajat teqwa.
19. Jilbab adalah pakaian taqwa.
20. Jilbab adalah identitas wanita muslimah.
21. Diawali dengan mengenakan jilbab, saya ingin menapak jalan ke surga.
22. Menjauhkan diri dari azab panasnya api neraka di hari kemudian.
23. Istri-istri Rasulullah berbusana muslimah.
24. Para sahabiah (sahabat Rasulullah yang wanita) juga berbusana muslimah.
25. Mereka merupakan panutan seluruh muslimah, begitu juga saya.
26. Semoga Allah memberikan kepada kita balasan jannah yang sama seperti mereka.
27. Untuk meninggikan izzah Islam.
28. Untuk meninggikan izzah (kemuliaan) diri sebagai wanita (muslimah).
29. Jilbab lebih melindungi diri.
30. Membuat saya lebih merasa aman.
31. Menjaga diri dari gangguan lelaki usil.
32. Menjaga diri dari obyek pandangan lelaki yang hanya ingin ‘cuci mata’.
33. Menjaga diri dari objek syahwat lelaki.
34. Menjaga diri dari mata lelaki yang jelalatan.
35. Menjaga diri dari tangan-tangan usil yang ingin menjamah.
36. Menghindari zina mata dan zina hati.
37. Merupakan pencegahan dari perbuatan zina itu sendiri.
38. Jilbab dapat menghindari saya dari sikap-sikap yang negatif.
39. Jilbab dapat menghapus keinginan-keinginan yang menyimpang.
40. Membuat saya lebih bersahaja.
41. Membuat saya lebih khusyu’.
42. Mejauhkan saya dari perbuatan dosa (insyaAllah).
43. Membuat saya malu bila berbuat dosa.
44. Mendekatkan saya pada Allah.
45. Mendekatkan saya pada Rasulullah.
46. Mendekatkan saya pada nabi-nabi-Nya.
47. Mendekatkan saya pada sesama muslim.
48. Mendekatkan saya pada ajaran Islam.
49. Membuat saya tetap ingin belajar tentang Islam.
50. Membuat saya selalu merasa haus akan ajaran Islam.
51. Membuat saya tetap ingin menjalankan ajaran Islam.
52. Ajaran Islam berlaku sepanjang masa, tidak ada yang kuno.
53. Berjilbab bukan sesuatu yang kuno.
54. Mengatakan berjilbab itu kuno berarti telah menggugat otoritas Allah.
55. Allah Yang Maha Mengetahui lebih tahu apa yang terbaik bagi ummat-Nya.
56. Berjilbab, berarti menandakan kemajuan penerapan ajaran Islam di masa kini.
57. Merupakan satu barometer telah terbentuknya suatu lingkungan yang Islami.
58. Membedakan diri dari penganut agama lain.
59. Memudahkan dalam pengidentifikasian sesama saudari seiman.
60. Memperkuat tali silaturahmi dan ukuwah sesama muslimah.
61. Menghilangkan keraguan saya bila ingin menyapa saudari muslimah.
62. Memudahkan menanamkan rasa sayang-menyayangi sesama saudara/saudari seiman.
63. Membuat saya lebih terlihat anggun.
64. Membuat saya terlihat menyenangkan.
65. Membuat saya lebih terlihat wanita.
66. Tidak terlihat seperti laki-laki.
67. Membuat saya selalu berada dalam lingkungan yang Islami.
68. Jilbab menjaga saya dari pergaulan yang salah.
69. Memudahkan saya, dengan ijin Allah, mengenal lelaki yang salih.
70. Wanita yang baik (salihah) dengan lelaki yang baik (salih) pula.
71. Mudah-mudahan saya diberi jodoh lelaki yang salih.
72. Jodoh merupakan urusan Allah.
73. Dengan keta’atan pada Allah, Allah akan memberikan kemudahan-Nya.
74. Memudahkan saya dalam beraktifitas..
75. Membuat lebih mudah bergerak.
76. Jilbab menjagaku sehingga tidak terlihat lekuk-lekuk tubuh
77. Sangat repot bila memakai pakaian wanita seperti trend saat ini (yang ketat).
78. Saya tidak suka memakai celana jeans.
79. Celana jeans yang ketat dapat menyebabkan kanker rahim karena suhu di sekitar rahim tidak beraturan.
80. Menghemat waktu dalam berpakaian.
81. Menghemat waktu dalam berhias.
82. Tidak perlu repot-repot selalu berusaha mengikuti trend mode yang berkembang.
83. Menghemat biaya untuk membeli pakaian yang sedang trend.
84. Menghemat biaya untuk membeli make up.
85. Melindungi kulit wajah dari make up yang dapat merusak kulit.
86. Melindungi kulit dari sengatan sinar matahari.
87. Meminimalkan penyakit kanker kulit.
88. Sengatan matahari dapat mengurangi kelembaban kulit sehingga kulit jadi kering.
89. Meminimalkan munculnya bintik-bintik hitam pada permukaan kulit akibat perubahan pigmen di usia tertenu.
90. Melindungi rambut dari debu-debu yang berterbangan.
91. Debu-debu itu dapat mengotori rambut dan menyebabkan rambut mudah rontok yang berakibat kebotakan.
92. Menuntun saya untuk hidup lebih sederhana.
93. Menghindari hidup yang konsumtif.
94. Membuat diri tidak silau dengan kemegahan dunia dan segala perhiasannya.
95. Membuat saya lebih memikirkan hal lain selain mode dan perhiasan.
96. Menempatkan wanita menjadi subjek dalam proses pembangunan ummat.
97. Lebih mudah dalam menabung.
98. Memiliki kesempatan untuk melakukan ibadah haji.
99. Memiliki kesempatan lebih banyak untuk berinfaq dan sedekah.
100. Itu berarti lebih banyak beramal untuk bekal di hari kemudian.
101. Membuat saya merasa menjadi wanita seutuhnya.

Inilah Saat-saat Terdekat dengan Allah


Peristiwa satu kali setahun di Padang Arafah merupakan momen yang luar biasa. Bagaimana tidak, padang pasir tandus tak berpenghuni itu menjadi ramai oleh umat manusia setiap Tanggal delapan Zulhijjah.

Banyak sekali umat manusia yang datang dan berdesakan. Suara-suara yang keras saling bersahutan melantunkan kalimat talbiyah. Doa-doa dipanjatkan dengan berbagai bahasa yang beraneka ragam. Kelompok-kelompok haji yang bersahutan menirukan imam mereka dalam bacaan doa-doa.

Ketika menyaksikan semua itu, hendaklah seorang hujjaj membayangkan apa yang akan terjadi padanya di padang-padang (Mahsyar) pada hari Kiamat. Ketika umat-umat berkumpul bersama para nabi dan imam. Setiap umat mengikuti nabinya masing-masing. Setiap orang diliputi kebimbangan, apakah mereka akan termasuk orang-orang yang diterima, ataukah yang ditolak?

Peristiwa wukuf di Padang Arafah adalah peristiwa yang mirip dengan berkumpulnya umat manusia di Padang Mahsyar saat terjadinya Hari Kiamat Kelak. Apabila seorang hujjaj telah membayangkan hal itu, hendaklah ia ber-tadharru‘ dan bermunajat (memohon beriba-iba seraya bersikap merendah) semoga kelak ia akan dibangkitkan dalam golongan orang yang dirahmati Allah SWT.

Seorang hujjaj juga harus menguatkan harapan akan terkabulnya segala yang mohonkan. Sebab, itulah peristiwa yang amat mulia, dan berlangsung di tempat yang amat mulia pula.

Maka apabila kata hati mereka telah bersatu padu, jiwa- jiwa mereka telah terkonsentrasi dalam tadharru' dan munajat, tangan-tangan mereka ditadahkan, seraya leher-leher meregang dan menengadah. Tangan mereka terus-menerus tertuju ke langit yang tinggi bersama-sama.

Jika semua itu telah ia lakukan, maka janganlah sekali-kali ber­prasangka bahwa Allah SWT akan mengecewakan mereka, atau menyia-nyiakan upaya mereka. Allah tidak akan menahan rahmah yang melimpah ruah kepada mereka semuanya.

Para ulama salaf dalam nasehat mereka mengatakan, diantara dosa- dosa orang yang melakukan haji adalah, persangkaan seseorang yang berwukuf di Arafah, bahwa Allah SWT tidak memberinya ampunan dan maghfirah.

Barangkali hal itu berdasarkan asumsi bahwa bersatunya niat dan himmah (niat dan tekad yang tulus), serta berkumpulnya mereka dengan para abdal dan autad yang datang dari segala penjuru dunia, itulah rupanya, ”rahasia haji dan puncak tujuannya”.

Kesimpulannya, tiada cara untuk mendatangkan limpahan rahmat Allah SWT, lebih baik daripada bersatunya himmah serta tolong-menolong di antara jiwa-jiwa manusia, di tempat yang satu dan secara bersama-sama.

Kutipan : REPUBLIKA.CO.ID,
Sumber : Rahasia Haji dan Umrah, Oleh Abu Hamid Al Ghazali

Inilah Tiga Hikmah Wudhu Bagi Kesehatan

Penetapan syariat adalah hak mutlak bagi Allah Swt semata. Seorang Muslim tidak patut mempertanyakan, mengapa harus berwudhu dahulu sebelum shalat? Mengapa gerakan shalat ada ruku dan sujudnya segala? Hal itu mutlak wewenang Allah Swt Sang Pembuat Hukum bagi para makhluknya.

Kita hanya bisa memetik ibrah dan hikmah dari apa yang telah ditetapkan Allah Swt melalui syariat-syariatnya. Hikmah tersebut bukanlah tujuan dari pelaksanaan sebuah syariat. Ia hanya menjadi buah dan hadiah dari Allah Swt sebagai ketaatan hamba kepada syariat yang telah dibuat-Nya.

Sebagaimana hikmah yang terkandung dari wudhu diantaranya menjadikan kita sehat dan segar. Seorang hamba tidak berwudhu dengan bertujuan agar tubuhnya sehat dan segar. Ia berwudhu haruslah semata-mata karena tunduk menjalankan perintah Rabb-nya. Adapun manfaat dari wudhu yaitu sehat dan segar adalah hadiah Allah kepadanya yang telah menunaikan perintah Allah.

Demikian juga beberapa hikmah diantara manfaat disyariatkannya wudlu. Bukan sebagai tujuan kita untuk berwudlu karena sejatinya wudlu hanya semata-mata untuk menunaikan perintah Allah. Namun hal tersebut sebatas memotivasi dan mendorong kita untuk senantiasa menjaga wudlu.

Pertama, memelihara kesehatan jasmani agar senantiasa segar dan sehat. Langkah-langkah yang harus ditempuh untuk diantaranya dengan menjaga kebersihan jasmani. Kebersihan jasmani erat kaitannya dengan shalat dan wudlu.

Kebersihan menjadi pangkal pokok kesehatan. Di sinilah terletak salah satu rahasia atau hikmahnya berwudlu. Maka Islam mewajibkan setiap orang yang hendak shalat membersihkan tubuh terlebih dahulu, yaitu mencuci muka, membasuh tangan, sebagian kepala, dan seterusnya. Hal itu harus dilakukan secara tertib dan kontinyu.

Prof Dr Jamieson, seorang pakar kesehatan dari Jerman mengatakan bahwa mencuci badan dan mandi sangat menguntungkan bukan saja untuk membersihkan tetapi juga menguatkan kulit dan menyegarkan badan serta merangsang alat- alat pencernaan dalam pertukaran-pertukaran zat.

Menguatkan kulit sangatlah penting, karena dapat menghindarkan sejumlah penyakit seperti salesma atau pilek, radang kerongkongan, batuk, radang paru-paru, radang selaput paru-paru, TBC dan lain sebagainya.

Satu-satunya cara untuk menguatkan kulit adalah setiap hari adalah membasahi atau membasuh kulit badan dengan air dingin.

Jelas kiranya betapa pentingnya pemeliharaan badan. Dengan melakukan wudlu dan mandi, kesehatan badan kita akan tetap terpelihara.

                                                                              
                                                                      ***

Kedua, Memelihara Pikiran dan Akal. Akal adalah salah satu unsur yang amat vital dalam diri manusia. Tak ubahnya seperti barometer yang dapat mengukur naik-turunnya temperatur. Akal jugalah yang dapat membedakan antara yang baik dengan yang buruk, antara yang membangun dan yang menghancurkan.

Dalam hal ini Nabi Muhammad Saw memberikan pandangan, "Akal adalah cahaya dalam hati yang membedakan antara yang hak dan yang batil”. Selanjutnya Rasulullah Saw memberikan ulasan, "Tiap-tiap sesuatu mempunyai alat dan alat orang yang beriman ialah akal. Tiap-tiap kaum mempunyai pengasuh (penggembala), dan pengasuh orang-orang mukmin ialah akal. Tiap kaum mempunyai penggerak kehidupan, dan penggerak kehidupan seorang hamba ialah akal".

Oleh karena itu satu-satunya jalan untuk menumbuhkan, mengembangkan dan memelihara akal ialah mengisinya dengan iman. Semakin tinggi ilmu seseorang, maka semakin cerdas pula akalnya, dan setiap kecerdasan pada umumnya medatangkan kebaikan, kemajuan, keberuntungan dan lain-lain.

Orang-orang yang berilmu itu mempunyai posisi yang tinggi sebagaimana Allah Swt berfirman "Niscaya Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan".(QS. Al-Mujadalah: 11)


                                                                     ***

Ketiga, memelihara akhlak atau moral. Akhlak atau budi pekerti itu adalah soal yang esensial menurut pandangan agama Islam. Termasuk di antara tiga kerangka pokok dasar ajaran Islam (aqidah, syari’ah, dan akhlak).

Dalam Alquran banyak ditemui ayat-ayat yang berkenaan dengan soal moral itu, sifat-sifat yang terpuji yang harus dipupuk dan dikembangkan. Pribadi Rasulullah Saw dilukiskan oleh Allah Swt sebagai teladan. Sebagaimana firman Allah "Sesungguhnya engkau (hai Muhammad) mempunyai budi pekerti yang agung." (QS. Al-Qolam: 4)

Dalam kehidupan manusia, moral atau akhlak dapat diibaratkan laksana bunga dalam satu taman. Bagaimanapun luas dan indahnya taman, tapi kalau tak dihiasi dengan kembang, maka taman itu tidak jauh berbeda seperti kuburan.

Untuk itulah setiap muslim yang beriman, tidak boleh menyia-nyiakan hidup ini dengan tidak beribadah. Badan yang sehat dan jiwa yang "sehat" akan menopang kehidupan di dunia untuk memperoleh keselamatan di hari nanti.

Apabila selesai berwudlu disunnatkan untuk membaca syahadat sebagaimana dijelaskan dalam hadist berikut ini. Dari Umar RA Rasulullah Saw bersabda, "Apabila ada diantara kamu berwudlu, lantas ia menyempurnakan wudhunya, kemudian ia berkata, "Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah, dan Aku bersaksi bahwa Muhammad itu Rasul-Nya, maka dibukakan baginya beberapa pintu syurga yang delapan yang dimasukkan dari mana saja dikehendakinya." (H.R Muslim)

Oleh Tirmidzi selain syahadat, ditambahkan pula doa, "Ya Allah, jadikanlah aku ini dari orang-orang yang tobat dan jadikanlah aku ini orang-orang yang suci."

Itulah kesempumaan wudhu yang dapat mencerminkan sikap hidup manusla muslim. Wudhu adalah salah satu unsur pokok yang harus dipelihara oleh seorang muslim. Allah Swt memerintahkan kepada orang-orang yang beriman supaya memelihara kesehatan dan moral (akhlak) dari bencana.

Ada tiga unsur pokok yang harus dipelihara untuk membina pribadi, di antaranya memelihara kesehatan jasmani, memelihara pikiran (akal), dan memelihara moral (akhlak).


Kutipan : REPUBLIKA.CO.ID,
Sumber: Hikmah Shalat Untuk Pengobatan dan Kesehatan, Oleh Prof. H. M. Hembing Wijayakusuma

Senin, 16 Juli 2012

Ini 6 Fakta Ilmiah Keajaiban Ibadah Puasa


Inilah fakta-fakta ilmiah yang tersebar dalam berbagai buku dan penelitian medis yang menegaskan manfaat dan keuntungan Ibadah puasa:'

 







1. Ibadah puasa adalah sarana pencegahan dari sejumlah penyakit dan gangguan kesehatan yang timbul akibat kebiasaan makan berlebihan dan berkesinambungan sepanjang tahun tanpa pernah berhenti.

2. Ibadah puasa merupakan sarana terapis untuk beberapa penyakit ganas dan kronis.

3. Ibadah puasa mampu membangkitkan kinerja seluruh proses vital yang berlangsung di dalam tubuh, meningkatkan performanya. Puasa pun meremajakan komponen-komponen sel dasar dan energi yang tersimpan di dalamnya sehingga lebih kuat dan lebih mampu menghadapi hal-hal yang berat atau keadaan damrat di saat tubuh mengalami pasokan makanan yang sedikit atau tidak mendapatkan pasokan selama sekali dalam jangka waktu tertentu.

4. Ibadah puasa menjadi pengontrol dan penekan gejolak sek- sual yang membara, terutama di kalangan ramaja dan anak muda.

5. Ibadah puasa tidak memberatkan atau menyulitkan tubuh. Gejala memberatkan yang dirasakan secara ilusif (termasuk lapar) sebenarnya hanyalah karena menyalahi kebiasaan dan jam makan.

6. Ibadah puasa merangkum dua proses anabolisme dan kata­olisme sekaligus dalam satu waktu, sehingga ia bisa memenuhi pasokan glukosa sebagai satu-satunya bahan bakar untuk sel otak dan sebagai bahan bakar utama seluruh jaringan lainnnya.

Sekarang ini, hakikat puasa semakin terkuak sebagai sebuah mukjizat ilmiah dan kebutuhan humanis. Fakta kebe­naran ini akan terus tersingkap lebih banyak lagi seiring de­ngan peningkatan pengetahuan manusia mengenai hukum- hukum penciptaan.

Sumber : Terapi Puasa, Oleh Dr. Abdul Jawwad Ash-Shawi

Berdoa Dengan Mengangkat Tangan


Mengangkat tangan dalam berdoa merupakan etika yang paling agung dan memiliki keutamaan mulia serta penyebab terkabulnya doa.

Dari Salman Al-Farisi Radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Artinya : Sesungguhnya Rabb kalian Maha Hidup lagi Maha Mulia, Dia malu dari hamba-Nya yang mengangkat kedua tangannya (meminta-Nya) dikembalikan dalam keadaan kosong tidak mendapat apa-apa". [Sunan Abu Daud, kitab Shalat bab Doa 2/78 No.1488, Sunan At-Tirmidzi, bab Doa 13/68. Musnad Ahmad 5/438. Dishahihkan Al-Albani, Shahih Sunan Abu Daud].

Syaikh Al-Mubarak Furi berkata bahwa lafazh hayyun berasal dari lafazh haya' yang bermakna malu. Allah memiliki sifat malu yang sesuai dengan keagungan dzat-Nya kita beriman tanpa menggambarkan sifat tersebut. Lafazh kariim yang berarti Maha Memberi tanpa diminta dan dihitung atau Maha Pemurah lagi Maha Memberi yang tidak pernah habis pemberian-Nya, Dia dzat yang Maha Pemurah secara mutlaq. Lafazh an yarudahuma shifron artinya kosong tanpa ada sesuatu. [Mur'atul Mafatih 7/363]
Dari Anas Radhiyalahu 'anhu berkata bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak berdoa dengan mengangkat tangan kecuali dalam shalat Istisqa. [Shahih Al-Bukhari, bab Istisqa' 2/12. Shahih Muslim, kitab Istisqa' 3/24].

Imam Hafizh Ibnu Hajar berkata bahwa hadits tersebut tidak menafikan berdoa dengan mengangkat tangan akan tetapi menafikan sifat dan cara tertentu dalam mengangkat tangan pada saat berdoa, artinya mengangkat tangan dalam doa istisqa' memiliki cara tersendiri mungkin dengan cara mengangkat tangan tinggi-tinggi tidak seperti pada saat doa-doa yang lain yang hanya mengangkat kedua tangan sejajar dengan wajah saja.

Berdoa dengan mengangkat tangan hingga sejajar dengan kedua pundak tidaklah bertentangan dengan hadits di atas sebab beliau pernah berdoa mengangkat tangan hingga kelihatan putih ketiaknya, maka boleh mengangkat tangan dalam berdoa hingga kelihatan ketiaknya, akan tetapi di dalam shalat istisqa dianjurkan lebih dari itu atau mungkin pada shalat istisqa kedua telapak tangan diarahkan ke bumi dan dalam doa selainnya kedua telapak tangan diarahkan ke atas langit.

Imam Al-Mundziri mengatakan bahwa jika seandainya tidak mungkin menyatukan hadits-hadits diatas, maka pendapat yang menyatakan berdoa dengan mengangkat tangan lebih mendekati kebenaran sebab banyak sekali hadits-hadits yang menetapkan mengangkat tangan dalam berdoa, seperti yang telah disebut Imam Al-Mundziri dan Imam An-Nawawi dalam Syarah Muhadzdzab dan Imam Al-Bukhari dalam kitab Adabul Mufrad. Adapun hadits yang diriwayatkan Imam Muslim dari 'Amarah bin Ruwaibah bahwa dia melihat Bisyr bin Marwan mengangkat tangan dalam berdoa, lalu mengingkarinya kemudian berkata : "Saya melihat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak lebih dari ini sambil mengisyaratkan jari telunjuknya. Imam At-Thabari meriwayatkan dari sebagian salaf bahwa disunnahkan berdoa dengan mengisyaratkan jari telunjuk. Akan tetapi hadits di atas terjadi pada saat khutbah Jum'at dan bukan berarti hadits tersebut menafikan hadits-hadits yang menganjurkan mengangkat tangan dalam berdoa. [Fathul Bari 11/146-147].

Akan tetapi dalam masalah ini terjadi kekeliruan, sebagian orang ada yang berlebihan dan tidak pernah sama sekali mau meninggalkan mengangkat tangan, dan sebagian yang lainnya tidak pernah sama sekali mengangkat tangan kecuali waktu-waktu khusus saja, serta sebagian yang lain di antara keduanya, artinya mengangkat tangan pada waktu berdoa yang memang dianjurkan dan tidak mengangkat tangan pada waktu berdoa yang tidak ada anjurannya. Imam Al-'Izz bin Abdussalam berkata bahwa tidak dianjurkan mengangkat tangan pada waktu membaca doa iftitah atau doa diantara dua sujud. Tidak ada satu haditspun yang shahih yang membenarkan pendapat tersebut.

Begitupula tidak disunahkan mengangkat tangan tatkala membaca doa tasyahud dan tidak dianjurkan berdoa mengangkat tangan kecuali waktu-waktu yang dianjurkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam untuk mengangkat tangan. [Fatawa Al-Izz bin Abdussalam hal. 47].

Syaikh Bin Baz berkata bahwa dianjurkan berdoa mengangkat tangan karena demikian itu menjadi penyebab terkabulnya doa, berdasarkan hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam.

"Artinya : Sesungguhnya Tuhan kalian Maha Hidup lagi Maha Mulia, Dia malu kepada hamba-Nya yang mengankat kedua tangannya (meminta-Nya), Dia kembalikan dalam keadaan kosong tidak mendapat apa-apa". [Hadits Riwayat Abu Dawud].

Dan sanda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam.

"Artinya : Sesungguhnya Allah Maha Baik tidak menerima kecuali yang baik dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada orang-orang beriman seperti memerintahkan kepada para rasul".

Allah berfirman.

"Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rizki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah". [Al-Baqarah : 172].

Dan firman Allah : "Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan". [Al-Mukminuun : 51]

Kemudian beliau menyebutkan seseorang yang lusuh mengangkat kedua tangannya ke arah langit berdoa : 'Ya Rabi, ya Rabbi tetapi makanannya haram, minumannya haram dan pakaiannya haram serta darah dagingnya tumbuh dari yang haram, bagaimana doanya bisa dikabulkan .?" [Shahih Muslim, kitab Zakat 3/85-86]

Tidak dianjurkan berdoa mengangkat tangan bila Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak mengangkat kedua tangannya pada waktu berdoa seperti berdoa pada waktu sehabis salam dari shalat, membaca doa di antara dua sujud dan membaca doa sebelum salam dari shalat serta pada waktu berdoa dalam khutbah Jum'at dan Idul fitri, tidak pernah ada hadits yang menyebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengangkat tangan pada waktu waktu tersebut.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah panutan kita dalam segala hal, apa yang ditinggalkan dan apa yang dilaksanakan semuanya suatu yang terbaik buat umatnya, akan tetapi jika dalam khutbah Jum'at khatib membaca doa istisqa', maka dianjurkan mengangkat tangan dalam berdoa sebagaimana yang telah dilakukan oleh Rasulullah Shallallah 'alaihi wa sallam. [Shahih Al-Bukhari, bab Istisqa', bab Jamaah Mengangkat Tangan Bersama Imam 2/21].

Dianjurkan mengangkat tangan dalam berdoa setelah shalat sunnah tetapi lebih baik jangan rutin melakukannya karena Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak rutin melakukan perbuatan tersebut dan seandainya demikian, maka pasti kita menemukan riwayat dari beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam terlebih para sahabat selalu menyampaikan segala tindakan dan ucapan beliau baik dalam keadaan mukim atau safar.

Adapun hadits yang berbunyi :

"Artinya : Shalat adalah ibadah yang membutuhkan khusyu' dan berserah diri, maka angkatlah kedua tanganmu dan ucapkanlah : Ya Rabbi, ya Rabbi". [Hadits Dhaif, Fatawa Muhimmmah hal. 47-49].

Dan tidak dianjurkan mengangkat tangan dalam membaca doa thawaf sebab Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam berkali-kali melakukan thawaf tidak ada satu riwayatpun yang menjelaskan bahwa beliau berdoa mengangkat tangan pada saat thawaf.

Sesuatu yang terbaik adalah mengikuti ajaran Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan sesuatu yang terburuk adalah mengikuti perbuatan bid'ah.

Cara Mengangkat Tangan Dalam Berdoa.

Ibnu Abbas berpendapat bahwa cara mengangkat tangan dalam berdoa adalah kedua tangan diangkat hingga sejajar dengan kedua pundak, dan beristighfar berisyarat dengan satu jari, adapun ibtihal (istighasah) dengan mengangkat kedua tangan tinggi-tinggi. [Sunan Abu Daud, bab Witir, bab Doa 2/79 No. 14950. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abu Daud].

Imam Al-Qasim bin Muhammad berkata bahwa saya melihat Ibnu Umar berdoa di Al-Qashi dengan mengangkat tangannya hingga sejajar dengan kedua pundaknya dan kedua telapak tangannya dihadapkan ke arah wajahnya. [Dishahihkan oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari 11/147. Dinisbatkan kepada AL-Bukhari dalam kitab Adabul Mufrad tetapi tidak ada].

Ketahuilah Bahwa Doa Istisqa' Memiliki Dua Cara

Pertama.
Mengangkat kedua tangan dan mengarahkan kedua telapak tangan ke wajah, berdasarkan dari Umair Maula Abi Al-Lahm bahwa dia melihat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam berdoa istisqa di Ahjari Zait dekat dengan Zaura' sambil berdiri mengangkat kedua telapak tangannya tidak melebihi di atas kepalanya dan mengarahkan kedua telapak tangan ke arah wajahnya. [Sunan Abu Daud, kitab Shalat bab Raf'ul Yadain fil Istisqa' 1/303 No. 1168. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abu Daud 1/226 No. 1035].

Kedua
Mengangkat tagan tinggi-tinggi dan mengarahkan luar telapak tangan ke arah langit dan dalam telapak tangan ke arah bumi. Dari Anas bahwa beliau melihat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berdoa saat istisqa dengan mengangkat tangan tinggi-tinggi dan mengarahkan telapak tangan sebelah dalam ke arah bumi hingga terlihat putih ketiaknya. [Sunan Abu Daud, kitab Shalat bab Raf'ul Yadain fil Istisqa' 1/303 No. 1168. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abu Daud 1/226 No. 1035].

[Disalin dari buku Jahalatun nas fid du'a, edisi Indonesia Kesalahan Dalam Berdoa oleh Ismail bin Marsyud bin Ibrahim Ar-Rumaih, hal 61-69 terbitan Darul Haq, penerjemah Zaenal Abidin Lc] (Oleh Ismail bin Marsyud bin Ibrahim Ar-Rumaih) almanhaj.or.id

Do'a Agar Diberi Tempat yang Layak Setelah Meninggal

"Ya Tuhanku, masukkanlah aku secara masuk yang benar, dan keluarkanlah pula aku secara keluar yang benar. Dan berikanlah kepadaku dari sisi-Mu kekuasaan (pemimpin) yang menolong." 
(Al-Isra': 80).

Penjelasan:

Doa di atas dibaca bukan hanya dikhususkan ketika kita akan pergi. Tetapi dalam berbagai keadaan yang sering kali berubah sangat dianjurkan untuk dibacanya seperti akan melaksanakan pemilihan umum untuk memilih pemimpin. Doa di atas dibaca agar kita mendapatkan pemimpin yang jujur dan bijaksana. Baik juga doa di atas dibaca ketika kita akan meninggalkan tempat yang kita tinggali (dunia), memohon agar ditempatkan pada tempat yang layak setelah meninggal. Demikian Al-Qurthubi menjelaskan dalam tafsirnya.

(kabarislam.com)

Hebat, Ternyata Jilbab Bisa Mencegah Penyakit Kulit


Jilbab berguna bagi kesehatan, terutama mencegah munculnya penyakit dan kelainan pada kulit yang disebabkan oleh sinar matahari, kata pakar ilmu kesehatan dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Dr Warih Andan Puspitosari.

Sinar matahari dapat menimbulkan berbagai kelainan kulit seperti sunburn (kulit merah-merah), solar keratosis, solar urticaria, photosensitivity, dan kanker kulit, katanya di Yogyakarta, Sabtu (12/12).

Menurut dia, jilbab berguna untuk menutupi kulit untuk meminimalkan sapuan sinar matahari di kulit. Apalagi sekarang lapisan ozon semakin menipis akibat pemanasan global.

Kondisi itu menyebabkan sinar ultraviolet memiliki potensi lebih besar untuk mengenai kulit secara langsung tanpa disaring terlebih dulu oleh lapisan ozon, kata dosen Fakultas Kedokteran UMY itu.

Ia mengatakan, berjilbab juga bisa melindungi para muslimah dari berbagai pelecehan seksual. Saat ini kasus kekerasan dan pelecehan seksual di kalangan remaja cukup memprihatinkan.

Data dari Rifka Annisa menunjukkan pada remaja berusia 12-21 tahun telah terjadi 137 kasus kekerasan dalam pacaran, 44 kasus pelecehan seksual, dan 78 kasus pemerkosaan,  katanya.

Selain itu, berdasarkan data konseling PKBI Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada 2007 angka kehamilan tidak diinginkan pada usia SMP sampai perguruan tinggi mencapai 430 kasus.

Berdasarkan data memprihatinkan tersebut, menurut dia, muslimah diharapkan memakai jilbab agar terhindar dari berbagai pelecehan seksual. Bahkan, mereka akan dihargai oleh orang-orang di lingkungannya.

Kaum muslimah jangan takut berjilbab. Berjilbab tidak akan menghambat aktivitas, apalagi di zaman sekarang di mana kaum muslimah diberikan kebebasan memakai jilbab dengan berbagai model, berbeda dengan beberapa tahun lalu,  katanya.

Sumber :
dikutip.com