Sekali-kali, tengoklah buku
sejarah untuk tingkat SMP. Bab I buku itu membahas tentang sejarah
manusia, yang dikaitkan dengan kemungkinan adanya jenis makhluk bernama
'manusia purba'. Mengapa teori semacam ini dimunculkan dan diajarkan di
sekolah-sekolah?
Perlu dicatat, Ilmu pengetahuan yang berkembang
pada era dominasi Peradaban Barat sekarang ini bersumber dari paham
sekularisme, utilitarianisme dan materialisme. Pahampaham tersebut
menolak unsur transenden dalam alam semesta, memisahkan agama dari
kehidupan dan nilai yang tidak mutlak atau relatif (Harvey Cox, The
Secular City, 1965).
Semenjak Rene Descartes (m. 1650)
menyampaikan prinsip cogito ergo sum (aku berpikir maka aku ada) maka
rasio menjadi satu-satunya pengetahuan dan satu-satunya kriteria untuk
mengukur kebenaran. Rasio menjadi pokok pengetahuan dan ia harus
terbebas dari mitos-mitos keagamaan seperti wahyu, Tuhan, credo, nilai
dan lain sebagainya.
Ilmu pengetahuan Barat modern tidak
mempunyai pinjakan kuat tentang asal-usul manusia, berbeda dengan wahyu
yang jelas-jelas menyebutkan manusia pertama adalah Adam. Merekapun
menyusun suatu landasan teori yang menyebutkan bahwa asal-usul manusia
adalah manusia purba. Teori ini 'diperkuat' dengan temuan-temuan fosil
manusia purba yang berusia jutaan tahun. Maka muncul dan berkembanglah
teori evolusi yang menyatakan asal usul manusia sekarang ini adalah
manusia kera, kemudian berkembang menjadi manusia purba dan manusia
modern.
Dalam pelajaran sejarah Indonesia kita sering mendapat
informasi adanya fosil-fosil Homo erectus yang ditemukan di beberapa
lokasi di Jawa yang oleh para arkeolog diperkirakan berumur mulai dari
1,7 juta tahun (Sangiran) hingga 50 ribu tahun yang lalu (Ngandong).
Terdapat kategori dua subspesies berbeda yaitu Homo erectus
paleojavanicus yang lebih tua daripada Homo erectus soloensis.
Disebutkan bahwa mereka hidup sezaman dengan manusia modern Homo sapiens
kurang lebih 50.000 tahun lalu.
Namun demikian hampir semuanya
sepakat bahwa nenek manusia bukan manusia model yang fosilnya ditemukan
itu. Para ahli pendukung teori evolusi mengatakan bahwa makhluk itu
merupakan missing link (mata rantai yang hilang) dari ras manusia. Namun
bagi umat Islam dan para ilmuwan modern, keberadaan fosil manusia purba
tidak pernah diakui kebenarannya. Para evolusionis (kaum yang menganut
paham teori evolusi Darwin) yang memang atheis tidak punya pijakan siapa
manusia pertama sehingga berasumsi bahwa manusia yang sekarang ada
merupakan perkembangan dari manusia purba.
Keberadaan manusia
purba, termasuk binatang dinosaurus sudah banyak disangkal oleh para
ilmuwan modern. Beberapa temuan terakhir justru menunjukkan bahwa teori
manusia purba tidak benar alias tidak pernah ada. Selama ini kita
mendapatkan pemahaman yang salah yang diberikan pada waktu pendidikan
dasar, ditambah dengan rekayasa film ala holywood yang memvisualisasi
keberadaan mahlukmahluk di jaman purba, di antaranya Film Jurasic Park.
Keadaan menjadi bertambah parah tatkala teori tentang manusia purba yang
dikemukakan oleh para evolusionis ini diberikan tempat di dalam
kurikulum pendidikan dasar kita.
Para ilmuwan Barat yang sebagian
besar memang menganut teori evolusi memasukkan Australopithecus atau
ras kera yang telah punah sebagai ras "nenek moyang manusia".
Padahal
ada jurang besar dan tak berhubungan antara kera dan manusia. Perbedaan
ini yang tidak bisa dijelaskan oleh mereka selanjutnya disebut dengan
mata rantai yang hilang (missing link).
Adapun ras manusia
primitif menurut mereka, sebenarnya hanya variasi dari ras manusia
modern, namun dibesar-besarkan sebagai spesies yang berbeda. Faktanya,
spesies yang berbeda. Fakta tidak ada urutan kronologis seperti itu.
Banyak yang hidup pada periode yang sama yang berarti tidak ada evolusi,
bahkan ada yang lebih tua dari jenis yang diklaim sebagai nenek
moyangnya.
Tatkala para evolusionis tak juga menemukan satu
fosilpun yang bisa mendukung teori mereka, terpaksa mereka melakukan
manipulasi. Contoh yang paling terkenal adalah manusia Piltdown yang
dibuat dengan memasangkan tulang rahang orang utan pada tengkorak
manusia. Fosil ini telah mem bohongi dunia ilmu pengetahuan selama 40
tahun. Ilmuwan evolusionis yang tidak mengenal Tuhan tidak mendapatkan
informasi siapa manusia pertama yang mendiami bumi ini.
Oleh
karena itu mereka membuat teori asal usul manusia yang dimulai dari
manusia kera, manusia purba dan manusia modern. Apabila kita orang Islam
mengemukakan konsep manusia pertama adalah Adam, sebagaimana disebutkan
di dalam Alquran dan Hadis Nabi SAW, besar kemungkinan akan ditolak
karena bertentangan dengan teori yang mereka buat. Karena dunia Barat
saat ini tengah menguasai peradaban dunia, maka mereka bisa dengan
mudahnya memasukkan teori-teori tersebut ke dalam kurikulum pendidikan,
termasuk pendidikan Islam di negeri-negeri muslim. Sampai saat ini teori
evolusi dengan keberadaan manusia purbanya masih banyak dipakai dan di
ajarkan di sekolah-sekolah Islam.
Padahal itu semua tidak benar
karena berasal dari pemikiran yang sangat spekulatif dan jauh dari unsur
wahyu. Ironisnya, banyak orang tua tidak peduli, saat belajar sejarah,
anaknya dijejali dengan teori yang menanamkan benih keraguan terhadap
iman mereka.