pages bg right


Recent Video

Minggu, 29 Juli 2012

Mau pasang Al-Quran di blog ..???

Mau pasang Al-Quran di blog ..??? Anda bisa masukan code ini kedalam page / post baru Saya Sarankan Anda membuatnya 1 tampilan penuh tanpa sidebar. Masukan kode ini diakhir kode yang diatas.

Pasang Hadist Online di Blog..!!!

Pasang Hadist Online di blog ..??? Pasang hadist online juga sangat mudah. sebagai contoh anda dapat melihatnya DISINI Mari kita mulai anda bisa membuat page / post baru dalam pastekan kode. Pastekan kode berikut.

Saya sarankan anda membuatnya 1 tampilan penuh tanpa sidebar . Bisa lakukan dengan tambahkan kode di bawah ini di akhir kode.
 

Sabtu, 28 Juli 2012

11 Amalan Sepanjang Ramadhan

Adalah penting bagi kita untuk mengetahui kalam Rasulullah sallAllahu ‘alaihi wasallam dalam bab kaifiat dan fadhilat ibadah. Ini kerana ia merupakan janji benar yang menjadi jaminan yang kukuh untuk kita berpegang dengannya. Menjadi sumber motivasi buat orang-orang yang beriman.

Berikut adalah beberapa hadith Rasulullah sallAllahu ‘alaihi wasallam yang menerangkan kepada kita bagaimana untuk mendapatkan impak maksima dari kebaikan Ramadhan. Saya telah memetiknya dari kitab Riyadhus-Solihin susunan Imam Nawawi dan beberapa kitab muktabar yang lain. Semoga kita semua dapat mengamalkannya, insyaALLAH.












1. Keutamaan Sahur Dan Mentakhirkannya Selama Tidak Khuatir Akan Terbitnya Fajar
Dari Anas radhiAllahu ‘anhu, bahawa Rasulullah sallAllahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Bersahurlah kamu sekalian kerana sesungguhnya di dalam sahur itu terdapat barakah.” (HR Bukhari & Muslim)
Dari Zaid bin Tsabit radhiAllahu ‘anhu berkata:
“Kami sahur bersama-sama dengan Rasulullah sallAllahu ‘alaihi wasallam, kemudian kami melaksanakan solat.” Ada seseorang bertanya: “Berapa lama antara sahur dengan solat itu?” Ia menjawab: “Kira-kira 50 ayat.” (HR Bukhari & Muslim)
Dari ‘Amr bin ‘Ash radhiAllahu ‘anhu, bahawa Rasulullah sallAllahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Kelebihan puasa kami dan puasa ahli Kitab adalah adanya makan sahur.” (HR Muslim)
2. Segera Berbuka Puasa Apabila Sudah Masuk Waktu Berbuka
Dari Sahl bin Sa’d radhiAllahu ‘anhu bahawa Rasulullah sallAllahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Manusia itu selalu dalam kebaikan selama mereka segera berbuka puasa.” (HR Bukhari & Muslim)
Dari Anas radhiAllahu ‘anhu berkata:
“Rasulullah sallAllahu ‘alaihi wasallam sentiasa berbuka dengan beberapa biji ruthob (kurma yang baru masak) sebelum solat. Jika tidak ada ruthob (kurma yang baru masak), maka beliau sallAllahu ‘alaihi wasallam berbuka dengan tamar (kurma yang sudah kering). Jika tidak tamar (kurma yang sudah kering), maka beliau sallAllahu ‘alaihi wasallam meneguk air beberapa teguk.” (HR Abu Daud dan At-Turmudzi)

3. Berdo’a sepanjang berpuasa dan ketika berbuka.
Diriwayatkan oleh Turmudzi dengan sanad yang hasan, bahawa Rasulullah sallAllahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Ada 3 golongan yang tidak ditolak do’a mereka, iaitu orang yang berpuasa sehingga dia berbuka, pemimpin negara yang adil dan orang yang teraniaya.”
4. Menjauhi perkara-perkara yang bertentangan dengan ibadah puasa.
Dari Abu Hurairah radhiAllahu ‘anhu bahawa Rasulullah sallAllahu ‘alahi wasallam bersabda:
“Puasa itu adalah perisai, oleh kerana itu, apabila salah seorang di antara kamu sekalian berpuasa maka janganlah berkata kotor dan janganlah bertengkar/berteriak. Apabila ada seseorang yang mencaci-maki atau mengajak berkelahi, maka hendaklah ia berkata: “Sesungguhnya aku sedang berpuasa””. (HR Bukhari & Muslim)
Abu Hurairah radhiAllahu ‘anhu berkata bahawa Rasulullah sallAllahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan kata-kata dusta dan perbuatan buruk, maka Allah tidak memerlukan ia meninggalkan makan dan minumnya.” (HR Bukhari)
5. Bersiwak atau menggosok gigi.
Amir bin Rabi’ah berkata:
“Saya melihat Nabi sallAllahu ‘alaihi wasallam bersiwak dan beliau pada saat itu sedang berpuasa. Kerana seringnya, maka saya tidak dapat membilang dan menghitungnya.” (HR Bukhari)
Abu Hurairah radhiAllahu ‘anhu mengatakan bahwa Nabi sallAllahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Andaikan tidak memberatkan umatku, niscaya mereka kuperintahkan bersiwak pada setiap kali berwudhu.” (HR Bukhari)

6. Bermurah hati dan banyak menderma.
Dari Ibnu Abbas radhiAllahu ‘anhu katanya:
“Rasulullah sallAllahu ‘alaihi wasallam adalah seorang yang paling dermawan, dan sifat dermawannya itu lebih menonjol pada bulan Ramadhan yakni ketika ditemui Jibril. Biasanya Jibril menemuinya pada setiap malam bulan Ramadhan, dibawanya mempelajari al-Quran. Maka Rasulullah sallAllahu ‘alaihi wasallam lebih murah hati melakukan kebaikan dari angin yang bertiup.” (HR Bukhari)

7. Menggandakan amalan membaca dan mempelajari al-Quran.
(Hadith Ibnu Abbas di atas menyatakan bahawa Rasulullah sallAllahu ‘alaihi wasallam bertadarus (mempelajari al-Quran) dengan Jibril pada setiap malam Ramadhan.)
Membaca al-Quran adalah amalan biasa ummat Islam, tetapi sempena bulan Ramadhan, hendaklah kita tumpukan betul-betul dan menggandakannya. Para ulama apabila tibanya bulan Ramadhan akan memberhentikan kuliah yang diajar mereka dan menumpukan kepada mempelajari al-Quran. Membaca untuk memahami al-Quran yakni mentadabbur al-Quran adalah lebih utama dari membaca laju untuk mengkhatamkannya beberapa kali pada bulan Ramadhan.

8. Memberi makan untuk berbuka puasa.
Dari Zaid bin Khalid Al-Juhanny radhiaAllahu ‘anhu, bahawa Rasulullah sallAllahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa yang memberi makan untuk berbuka orang yang berpuasa, maka ia mendapat pahala seperti pahala orang yang berpuasa itu dengan tidak mengurangi sedikit pun pahala orang yang berpuasa itu.” (HR At Turmudzy)

9. Mendirikan malam dengan solat sunnat (solat Tarawih)
Dari Abu Hurairah radhiAllahu ‘anhu, bahawa Rasulullah sallAllahu ‘alaihi wasallam telah bersabda:
“Barangsiapa yang mengerjakan solat sunnat pada malam bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan hanya mengharapkan pahala dari ALLAH, maka akan diampunilah dosanya yang telah lalu.” (HR Bukhari & Muslim)
10. Giat beribadah pada 10 hari terakhir Ramadhan
Aisyah radhiAllahu ‘anha berkata:
“Bahawa Rasulullah sallAllahu ‘alaihi wasallam apabila masuk sepuluh terakhir bulan Ramadhan. diramaikannya waktu malam, dibangunkannya ahli keluarganya dan diikat erat kain sarungnya.” (HR Bukhari & Muslim)
11. Beriktikaf pada 10 terakhir Ramadhan.
Dari Ibnu Umar radhiAllahu ‘anhu berkata:
“Rasulullah sallAllahu ‘alaihi wasallam selalu beriktikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.” (HR Bukhari & Muslim)
Dari Aisyah radhiAllahu ‘anha berkata:
“Rasulullah sallAllahu ‘alaihi wasallam selalu beriktikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan sehingga Beliau sallAllahu ‘alaihi wasallam dipanggil ALLAH Ta’ala, kemudian setelah beliau sallAllahu ‘alaihi wasallam wafat, isteri-isterinya meneruskan kebiasaan Beliau itu.” (HR Bukhari & Muslim)
Semoga kita semua dapat mengambil pengajaran yang besar dari hadith-hadith Nabi sallAllahu ‘alaihi wasallam di atas. Janganlah dilepaskan peluang untuk mendapatkan pahala yang besar hasil dari usaha kita untuk bersungguh-sungguh melaksanakan sunnah di atas.

Selain dari sunnah yang telah dinyatakan di atas, jangan lupa dan meremehkan lain-lain sunnah Rasulullah sallAllahu ‘alaihi wasallam seperti senyum, beri salam, solat jamaah di masjid, berbuat baik kepada ahli keluarga dan jiran, beri tadzkirah, merendah diri dan lain-lain.

Mudah-mudahan hidayah dan taufiq menyinari hati dan jiwa kita semua dan mudah-mudahn melekat ke dada kita semua akan nilai besar Taqwa, amin.

Sumber:





Rabu, 25 Juli 2012

Terorisme Bukan Jihad

...Barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya...
(Al-Maidah : 32)




Part 2
Part 3
Part 4
Part 5


Presentasi Agama

Presentasi Agama

Hukum Islam: Qada'

Pengertian Qada'
Qada' artinya membayar, menentukan, memutuskan dan memerintahkan. Di dalam fikih, istilah qada' dipakai pada dua tempat. Pertama, dalam arti lemaga peradilan. Dan kedua, dalam pelaksanaan kewajiban, khususnya ibadah.

Qada' (kada) menurut ulama mazhab Syafi'i ialah melaksanakan kewajiban setelah habis waktu yang telah ditentukan oleh syarak. Akan tetapi, ulama mazhab Hanafi menyebutkan bahwa qada' ialah melaksanakan suatu kewajiban serupa dengan yang diperintahkan oleh syarak.

Fukaha (ahli fikih) berbeda pendapat tentang kewajiban melakukan qada'. Pendapat pertama; ulama mazhab Hanafi, mazhab Hanbali, dan sebagian ulama hadits memandang wajib melakukan qada' atas dalil (alasan) perintah adaa'.

Menurut pendapat ini, dalil yang menjadi alasan wajibnya melaksanakan qada' ialah dalil yang menjadi alasan wajibnya adaa'. Pendapat ini beralasan pada ayat Alquran, "...Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari lain..." (QS. Al-Baqarah: 184).

Disamping itu, dalam hadits disebutkan, "Barangsiapa yang tertidur atau lupa dari (mengerjakan) shalat, hendaklah dikerjakannya ketika ingat, karena itulah waktu (bagi)-nya." (HR Bukhari).

Berlalunya waktu tidak berarti terhapusnya kewajiban. Kewajiban tetap berlangsung, hanya nilai dan namanya berbeda. Kalau dilaksanakan di dalam waktunya, nilainya lebih tinggi dan dinamai adaa'. Jika dilakukan di luar waktunya dinamai qada'; kewajibannya lunas, tetapi nilai belum tenu diperoleh.

Pendapat kedua dikemukakan oleh sebagian ulama mazhab Syafi'i, ulama mazhab Hanafi asal Irak, dan kaum Muktazilah yang menyatakan bahwa qada' itu dilaksanakan karena ada perintah yang baru, bukan karena perintah adaa' sebelumnya.

Menurut mereka, dengan berlalunya waktu, maka habis pula kewajiban yang ada dalam waktu tersebut, dan kewajiban yang telah habis itu harus dibayar dengan qada' atas dasar dalil yang lain, bukan dalil yang memerintahkan adaa'.

Hadits yang menjelaskan bahwa orang yang tertidur dan terlupa melakukan shalat wajib mengkada shalatnya yang telah luput—menurut pendapat kedua—merupakan perintah qada'. Kendati terkait dengan kewajiban pertama, hadits itu jelas merupakan perintah shalat yang pertama, karena ta'kid (penegasan) yang terdapat pada khabar (predikat) dalam kalimat hadits di atas menimbulkan suatu perintah baru.

Ulama mazhab Syafi'i membagi qada' menjadi empat macam. 1) Qada' atas perbuatan yang wajib ditunaikan, seperti mengkada shalat yang sengaja ditinggalkan. 2) Qada' atas perbuatan yang tidak wajib ditunaikan dalam waktu tertentu, seperti qada' puasa bagi musafir dan orang sakit.

3) Qada' atas perbuatan yang terhalang pelaksanaannya pada waktu tertentu karena ketiadaan ingatan terhadapnya, seperti shalat orang yang tertidur. Yang bersangkutan wajib meng-qada'-nya setelah ingat. 4) Qada' atas perbuatan yang terhalang menunaikannya karena halangan syarak, seperti puasa orang yang sedang haid. Ia wajib menunaikannya setelah berlalunya halangan tersebut.

Ulama mazhab Hanafi membagi qada' atas dua macam. 1) Qada' mahd (qada yang murni). 2) Qada' syabih bi al-adaa' (qada' yang serupa dengan adaa'), seperti orang yang melakukan shalat Idul Fitri pada tanggal 2 Syawwal, karena ia baru mengetahui masuknya shalat Idul Fitri pada waktu sore tanggal 1 Syawwal tersebut.

Qada' murni dibagi dua. 1) Qada' terhadap suatu perintah agama yang sesuai dengan pandangan akal. 2) Qada' terhadap suatu perintah agama yang terpikirkan oleh akal, seperti mengkada puasa dengan membayar fidyah.


Sumber: Ensiklopedi Hukum Islam

Cara Penanaman Pohon Anggur dalam Alquran

Alquran juga mengatur tentang tata cara penanaman pohon anggur. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan anggur. Allah SWT berfirmankan dalam Alquran surat Al-Kahf ayat 32.
 
Dari ayat tersebut bisa dijabarkan faktor-faktor tersebut. Pertama adalah faktor tanah. Tanah merupakan faktor utama yang berpengaruh besar atas berkembangnya buah-buahan pada umumnya dan anggur pada khususnya. Tanah ini menyebabkan tumbuhan dapat hidup dan mengambil semua kebutuhan makanannya.

Selain itu, tumbuhan juga bergantung pada faktor lain, seperti temperatur, kelembaban, angin dan cahaya. Faktor-faktor tersebut berpengaruh langsung pada pertumbuhannya. "Semua faktor tersebut dapat terpenuhi dengan baik, maka kualitas dan kuantitas anggur dapat meningkat. Begitu juga perubahan cuaca dan musim yang ikut mempengaruhi kematangan anggur," kata Tahlbah.

"Dan berikanlah kepada mereka sebuah perumpamaan dua orang laki-laki, Kami jadikan bagi seorang di antara keduanya (yang kafir) dua buah kebun anggur dan kami kelilingi kedua kebun itu dengan pohon-pohon korma dan di antara kedua kebun itu Kami buatkan ladang.'' (QS Al Kahfi: ayat 32)

Penanaman anggur yang baik bisa dilakukan dengan cara menutup tanah, melindungi akar anggur dari kekeringan, terkena sinar dan panas matahari secara langsung. Allah juga dalam firmannya menganjurkan pentingnya mendirikan pagar disekeliling kebun anggur untuk mencegah tercabutnya pohon anggur dan badai yang bisa menghancurkannya.

Selain itu dibutuhkan pula tanaman yang dapat melindungi dari terpaan cahaya. Hal tersebut telah dijelaslkan Allah Swt dalam Alquran surat Al-Kahf ayat 32, ''Kami kelilingi kedua kebun itu dengan  pohon-pohon kurma.''

Ayat tersebut juga menjelaskan mengenai pentingnya pemeliharaan akar tumbuhan dari panas dan sinar matahari yang menerpa langsung. Allah SWT juga berfirman, dalam surat Al-Israa ayat 91, "Atau kamu mempunyai sebuah kebun kurma dan anggur, lalu kamu alirkan sungai-sungai di celah kebun yang deras alirannya.''



Sumber :  REPUBLIKA.CO.ID,

Ahlul Bait

Ahl artinya famili, keluarga, dan penghuni. Bait artinya rumah. Ahlul Bait adalah anggota keluarga Nabi Muhammad SAW.

Secara harfiah Ahlul Bait berarti anggota keluarga, famili, kerabat, atau penghuni sebuah rumah. Bagi masyarakat Arab pra-Islam, kata ini digunakan untuk sebuah keluarga dari suatu suku.

Dalam Alquran ditemukan tiga kali ungkapan Ahlul Bait. Petama, dalam surat Hud ayat 73 yang membicarakan kisah Nabi Ibrahim AS. Kedua, dalam surat Qasash ayat 12 yang membicarakan kisah Nabi Musa AS. Ketiga, dalam surat Al-Ahzab ayat 33 yang berbicara tentang ketentuan terhadap istri-istri Nabi Muhammad SAW.

Terjadi perbedaan pendapat dalam menentukan siapa yang termasuk Ahlul Bait. Aliran salaf berpendapat bahwa yang termasuk Ahlul Bait adalah Nabi SAW, Ali bin Abi Thalib, Fatimah Az-Zahra, Hasan, Husein, dan istri-istri Nabi SAW.

Pendapat ini berdasarkan kepaa hadits dari Ummu Salamah—salah seorang istri Nabi SAW—yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi, Ibnu Jarir, Ibnu Mundzir, Al-Hakim, Ibnu Mardawaih, dan Al-Baihaqi.

Dalam riwayat ini dikatakan bahwa ayat Ahlul Bait (QS. Al-Ahzab: 33) turun di rumah Ummu Salamah. Ketika itu di dalam rumah ada Ummu Salamah, Fatimah Az-Zahra, Ali bin Abi Thalib, Hasan dan Husein. Lalu Rasulullah memuliakan mereka dengan pakaian yang ada padanya sambil berkata, "Mereka adalah Ahlul Baitku."

Dalam hadits dari Ummu Salamah yang lain dikatakan bahwa ketika turun ayat 33 dari surat Al-Ahzab tersebut, di rumahnya ada tujuh orang, yaitu Jibril, Mikail, Ali bin Abi Thalib, Fatimah Az-Zahra, Hasan, Husein, dan Ummu Salamah sendiri.

Lalu Ummu Salamah bertanya, "Apakah aku tidak termasuk Ahlul Bait?" Nabi SAW menjawab, "Engkau adalah orang yang baik dan engkau adalah istriku."

Jawaban Rasulullah SAW ini menunjukkan bahwa istrinya tidak termasuk Ahlul Bait. Bagi golongan salaf, hadits Ummu Salamah yang kedua ini tidak berarti mengeluarkan istri-istri Nabi SAW dari Ahlul Bait, karena ketika Ummu Salamah bertanya tentang statusnya, Nabi SAW menjawab, "Engkau adalah orang yang baik dan istriku."

Banyak sekali riwayat yang menyatakan tentang keistimewaan keluarga Nabi SAW, dan keistimewaan yang diberikan itu pun bermacam-acam. Namun, hadits-hadist tersebut tidak menyebutkan keistimewaan Ahlul Bait dalam pengertian yang sangat luas seperti dikemukakan terdahulu. Hadits-hadits tersebut hanya membatasi Ahlul Bait pada individu tertentu, terutama Ali bin Abi Thalib, Fatimah Az-Zahra, Hasan, dan Husein.

Rasulullah mengatakan Ahlul Bait itu merupakan suatu peninggalan yang sangat berharga, sehingga menyebut Ahlul Bait disejajarkan dengan menyebut Kitabullah, dan umat Islam bahkan disuruh berpegang teguh kepada keduanya (HR. Muslim). Ahlul Bait dan Kitabullah ini diistilahkan oleh Nabi SAW dengan Ats-Tsaqalain (dua yang berat) dan haditsnya disebut dengan hadits Ats-Tsaqalain.



Sumber: Ensiklopedi Hukum Islam

Misteri Angka 7 dalam Al quran

AlQuran memang benar-benar memiliki mukjizat yang tidak habis-habisnya. seperti firman Allah swt sebagaimana tercantum dalam surah Al Kahfi ayat 109. :”Katakanlah (Wahai Muhammad), seandainya lautan menjadi tinta(untuk menulis), kalimat Tuhanku, maka habislah lautan itu sebelum selesai(penulisan) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu juga”.

Baik, kita coba membahas satu persatu rahasia Angka 7  di dalam AlQuran.:

didalam Q.S Al-Baqarah:29  “Tsummastawaa ilassamaai fasawwa hunna SAB’A samawaatin, wahuwa bikulla syain ‘aliim”.

Angka 7 adalah angka yang paling banyak diulang dalam AlQuran setelah angka 1 (ahad). ini menunjukkan betapa pentingnya angka ini.

Awal surah dalam AlQuran adalah surah Al Fatihah, yang mana  adalah semulia-mulia surah dalam AlQuran, itu sebabnya surah Al Fatihah dinamakan dengan sab’ul matsaani (silahkan dilihat kembali penafsiran surah ini), sementara jumlah ayatnya ada 7 ayat.

Jumlah bilangan huruf abjad dalam bahasa Arab yang diturunkan oleh Allah ta’ala dalam AlQuran ada 28 huruf. Jumlah 28 ini adalah perkalian dari angka 7, yakni 7×4=28.

Jumlah dari pintu neraka ada 7 pintu, subhanallah, kalimat jahannam dalam AlQuran jumlahnya ada 77 x, dan jumlah 77 ini adalah perkalian dari 7, yakni 7×11=77.

dan Seperti yang kita tahu bahwa langit dan bumi memiliki 7 lapisan.(Lihat Q.S Athalaq 12, Al Mulk 3)

Ketika beribadah haji pun Kita disuruh 7x thawaf, 7 x Sa’i, dan melempar jumrah, untuk mengusir syetan dengan 7x lemparan.

Kita lihat rincian dari kelima hakikat diatas:

1. Angka 7 adalah angka yang disebutkan pertama sekali didalam AlQuran. (Silahkan dilihat Q.S AlBaqarah 29 dan lihat terakhir sekali disebutkan pada surah Annaba 12), lihatlah tanasuq sungguh luar biasa, bahwa jumlah bilangan surah dari Albaqarah-Annaba ada 77 surah. Kita tahu sebelumnya angka 77 ini adalah perkalian yang habis dibagi 7.

Sungguh keajaiban luar biasa juga, bahwa jumlah bilangan ayat dari ayat pertama sampai akhir ayat berjumlah 5649 ayat, dan ini juga perkalian 7, yakni 7×807, atau 5649:7.

2. Awal dan akhir surah.
Surah pertama adalah surah AlFatihah, di tulis dengan angka 1.

Adapun nomor terakhir dari surah dalam AlQuran adalah surah Annaas, yakni surah ke 114.

Sekarang coba kita lihat dan gabungkan kedua angka tersebut menjadi 1141, adalah hasil dari perkalian angka 7 yakni 1141=7×163. Didalam kamus Allah swt, tidak ada yang dinamakan sudfah=kebetulan, semua yang dialam ini telah diciptakan oleh Allah swt penuh perhitungan dan ketelitian, yang luar biasa, tidak ada satu makhlukpun yang dapat menandingi ilmuNya Allah swt tersebut, dalam sisi apapun.

Ahli Matematika, yang bangga dengan ilmunya, cobalah buat ketelitian dan kehebatan sebagaimana hitungan yang dibuat oleh Allah tersebut(ini baru satu yang kita lihat dari sisi Math, gimana dengan ilmu lainnya?).

Cobalah kita lihat, ilmu sastra/balaghah, sungguh, tak ada satu makhlukpun, yang bisa menandingi kesastraan AlQuran. Coba deh baca surah An-naas saja. Diakhiri ayatnya dengan huruf “S”(Qul ‘audzubirabbinnaaS, MalikinnaaS…ila akhirihi). Lihat lagi surah-surah yang lain, sungguh luar biasa, enak dibaca, mudah dihafalkan dan indah nian lagunya.

Keagungan Al-Quran tak ada yang mampu mengalahkannya..!!!

Advertiser

Rahasia dibalik Ujian

Sangatlah jelas bahwa tujuan di balik penciptaan manusia, sesosok wujud yang memiliki kecerdasan, kesadaran dan akal budi, bukanlah untuk mendapatkan keberuntungan sementara dalam kehidupan dunia yang singkat ini. Manusia diuji oleh Allah, satu-satunya Tuhan baginya, dan inilah kenyataan yang terbesar dalam hidupnya. Film ini bertujuan mengingatkan Anda kembali akan kenyataan ini, yakni bahwa kehidupan dunia ini hanyalah tempat ujian sementara, di mana manusia diuji sebelum mereka sampai pada kehidupan akhirat yang kekal. 2005-06-13 06:36:41
 

Alquran dan Sains: Ketenangan Jiwa

Para ahli telah banyak melakukan penelitian untuk mengetahui rahasia di balik perasaan senang yang dirasakan manusia di saat mereka mengambil suatu keputusan tertentu, atau yang disebut dengan ‘ketenangan’ (ithmi’naan).

Untuk maksud itu, mereka telah melakukan eksperimen lewat cara pembedahan, dengan tujuan untuk mengetahui bagian mana dari tubuh manusia yang mempunyai peran bagi proses ‘ketenangan’ ini. Penelitian itu, untuk sementara waktu, menyimpulkan bahwa pusat dari ‘ketenangan’ ini terdapat pada otak sebagai sentral bagi semua syaraf yang berfungsi untuk mengontrol semua proses penangkapan dan identifikasi sinyal yang masuk ke dalam tubuh.

Akan tetapi ketika dilakukan penelitian dengan menggunakan bukti-bukti empirik, analisa darah dan hitungan besaran detak jantung, kemudian dilakukan perbandingan detak jantung dalam berbagai kondisi berikut: 1) Ketika manusia diam dan tidak berpikir untuk mengambil keputusan apa pun. 2) Ketika ia mengambil keputusan dan merasa senang karenanya. 3) Ketika ia mengambil keputusan dan merasakan kekhawatiran atas akibat yang akan diterimanya. 4) Ketika ia mengambil keputusan di bawah tekanan jiwanya yang tidak normal.

Penelitian empirik dan perbandingan antara berbagai kondisi di atas, menunjukkan adanya perbedaan kondisi hati dilihat dari sudut fisiologi. Berdasarkan penelitian di atas yang diperkuat juga oleh hasil pengamatan kondisi biologis dari hati ketika ia merasakan kepuasan atas peristiwa yang menimpanya, para ilmuwan meyakini bahwa hatilah yang mempunyai tanggung jawab terbesar atas timbulnya perasaan tenang dan senang yang dirasukan manusia. Meskipun mekanisme timbulnya perasaan tenang itu, belum diketahui secara pasti oleh para ahli.

Kerumitan penelitian, seperti yang tergambar di atas, apabila kita bandingkan dengan apa yang kita dapatkan dalam Alquran, maka kita dapatkan bahwa Alquran dengan ringkas namun padat, sejak 14 abad yang lalu telah menyatakan hal yang sama dengan hasil penelitian di atas. Dalam surah Ar-Ra’d ayat 28, Allah SWT berfirman: "Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah, hati menjadi tentram."

Sebagaimana dalam surah Al-Baqarah ayat 260, Allah SWT berfirman: "Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, perlihatkanlah padaku, bagaimana Engkau menghidupkan orang mati?" Allah berfirman: "Belum yakinkah kamu?" Ibrahim menjawab: "Aku telah meyakininya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku)."


Sumber: Ensiklopedi Petunjuk Sains dalam Alquran dan Sunnah

Awan Tebal dan Kilat

Para ilmuwan telah menunjukkan bahwa awan di langit beratnya itu jutaan ton. Tentunya sangat berat.

Kini mereka bertanya-tanya, apa saja yang terkombinasi dalam awan ini dan siapa yang menghimpun partikel-partikelnya? Siapa juga yang membuat gabungan partikel yang berton-ton beratnya ini menggantung di langit tanpa terpencar dan buyar?

Penelitian telah membuktikan melalui pengamatan ilmiah bahwa kilat memerlukan awan tebal yang disebut Cumulus. Ini berarti bahwa kenyataan ilmiah mengatakan ada kaitan antara awan tebal dengan terjadinya petir.

Yang mengagumkan bagi kita adalah bahwa fenomena ini adalah persis seperti yang dinyatakan dalam Alquran, “Dialah Tuhan yang memperlihatkan kilat kepadamu untuk menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Dia mengadakan awan tebal (mendung)." (QS. Al-Ra`d: 12).

Ini merupakan salah satu mukjizat Alquran yang dapat dibuktikan kebenaran pada masa sekarang ini.


Sumber: www.kaheel7.com

Selasa, 24 Juli 2012

Mengamalkan Surat Al-Waqi'ah

Bagi seseorang yang belum mengetahui manfaat dan rahasia mengamalkan surat Al-Waqi’ah secara rutin, dan dia mengamalkannya, Berbahaya.! Karena Surat Al-Waqi’ah merupakan salah satu yang dikenal sebagai surat yang memiliki rahasia dahsyat dan penuh berkah. Khasiat dan Keberkahannya mampu menghilangkan kemiskinan dan mendatangkan rejeki bagi siapa saja yang membacanya dan mengamalkannya dengan rutin setiap hari di sore hari..

dalam sebuah riwayat yang di sabdakan oleh Rasulullah SAW :

"Barangsiapa membaca Surah Al-Waqiah setiap malam, maka takkan menimpa padanya kepapaan (kemiskinan) HR. Al-Baihaqi.

Surat Al-Waqi’ah adalah surat kekayaan lahir maupun batin, maka bacalah surat itu dan ajarkan kepada anak-anak serta istri kalian.
dalam sbuah hikmah dan hadits, “Ajarkanlah istri kalian Surat Al-Waqi’ah, karena sesungguhnya surat itu adalah surat kekayaan”.
Dengan melihat kedudukan surat Al-Waqiah yang sedemikian besar khasiatnya untuk mendatangkan rejeki bagi kita, marilah mulai sekarang membacanya secara rutin setiap hari atau setiap malam. Karena memang surat itu penuh berkah dan mengundang kekayaan serta mengusir kemiskinan bagi siapa saja yang mau secara rutin membacanya.

Pusat Dusta

Para ilmuwan baru-baru ini melakukan sejumlah kajian dalam rangka untuk menemukan kebohongan. Dan hasil dari kajian ini, mereka menemukan bahwa daerah yang bertanggung jawab atas kebohongan adalah otak manusia bagian depan yang terletak di bagian yang disebut "an-Nashiyah" (ubun-ubun).

Yang mengagumkan adalah bahwa Alquran sejak berabad-abad yang lalu telah berbicara tentang fungsi ubun-ubun ini ketika membicarakan Abu Jahl.

“Ketahuilah, sungguh jika Dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-ubunnya, (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka."
(QS. Al-Alaq: 15-1).

Maksudnya, memasukkannya ke dalam neraka dengan menarik kepalanya.

Alquran memberikan sifat "kadzibah khothi'ah" (mendustakan lagi durhaka). Kenyataan seperti inilah yang ditemukan para ilmuwan pada masa sekarang ini dengan menggunakan pemindaian resonansi magnetik.

Maha Suci Allah Yang telah menyatakan fakta ini yang menunjukkan kemukjizatan Alquran yang baru ditemukan pada masa sekarang ini.



Sumber: www.kaheel7.com

Kembali Kepada Agama Allah

Setiap kita tahu dan menyaksikan betapa pesatnya dan canggihnya perkembangan teknologi, seiring dengan lajunya zaman yang kian modern -katanya-. Semua ini berkat semakin hebatnya akselerasi pemikiran manusia dalam hal ilmu duniawi, akibatnya fenomena seperti ini memotivasi para bapak-bapak bangsa untuk menerjunkan anak-anaknya berlaga di arena tandang modernisasi yang dikira akan dapat mengatasi persoalan hidup.

Teramat banyak jumlah orang-orang yang gemar bermimpi walau sangat sedikit mimpi yang menjadi kenyataan, realita yang ada menunjukkan bahwa agilitas manusia dalam hal ilmu duniawi serta pesatnya teknologi tidak dapat mengatasi persoalan hidup, malah sebaliknya persoalan dan problematika kian menumpuk di keluarga, di masyarakat, di lingkungan, bahkan di negara, satu paradigma yang menyedihkan.
Para pembaca -semoga dirahmati Allah- sebagai seorang muslim tentu kita merasa prihatin, mengingat pemikiran banyak manusia ini menyebabkan jauhnya dari agama, terbukanya pintu kejahatan dan kemaksiatan yang mengundang kemarahan dan kebencian Allah jalla jalaaluhu. 

Allah berfirman,
“Barangsiapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan kami tambah keuntungan itu baginya dan barangsiapa yang menghendaki keuntungan di dunia kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagian pun di akhirat.”
(QS Asy Syuraa: 20).
Allah juga berfirman,
“Dan jika kami hendak membinasakan suatu negeri, maka kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan kami), kemudian kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.”
(QS Al Israa: 16).

Kita mesti sadar bahwa syaithon adalah para fuqoha dalam bidang kejahatan, mereka selalu mengitimidasi kita dengan sesuatu yang menjadikan kita jauh dari agama Allah. 

Allah berfirman,
“Syaithan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir) sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripadanya dan karunia. Dan Allah Maha Luas karuniaNya lagi Maha Mengetahui.”
(QS Al Baqoroh: 268).

Begitu pula orang-orang kafir yang sebagai jelmaan para syaithon itu, menarik perhatian kaum muslimin agar menyibukkan diri dengan gemerlap ilmu duniawi guna menjauhkan aqidahnya, akhlaqnya, moralnya dari petunjuk ilmu Allah dengan menghinakan mereka dalam hal dunianya. 

Allah berfirman,
“Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rizki kepada orang-orang yang dikehendakiNya tanpa batas.”
(QS Al Baqoroh: 212).

Allah juga berfirman,
“Dan demikianlah Kami adakan pada tiap-tiap negeri penjahat-penjahat yang terbesar agar melakukan tipu-daya dalam negeri itu. Dan mereka tidak memperdayakan melainkan dirinya sendiri, sedang mereka tidak menyadarinya.”
(QS Al An’aam: 123).

Kita tidak boleh terlena dengan memandang sebelah mata kenyataan ini, agar kaum muslimin tahu bahwa tidak ada kemuliaan, tidak ada kebahagiaan di dunia dan akhirat kecuali dengan berpegang teguh terhadap agama Allah, kembali padaNya, dan membela agamaNya. Apa yang tengah kita rasakan dari semakin bejatnya moral, hilangnya kewibawaan bangsa, kehinaan serta eksploitasi orang-orang kuffar adalah dampak dari kurangnya perhatian kita sendiri terhadap agama dan mulai melemah dan terkikisnya semangat untuk membelanya.

Allah berfirman, 
“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepadaNya-lah kamu minta pertolongan.”
(QS An Nahl: 53).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Apabila kalian jual beli dengan ‘inah (salah satu bentuk jual beli riba) dan kalian ridho dengan bercocok tanam (menyibukkan diri dengannya) dan menyibukkan diri dengan peternakan, kemudian kalian meninggalkan untuk berjihad di jalan Allah, Dia akan menimpakan kehinaan atas kalian, tidak akan mengangkatnya dari kalian hingga kalian kembali kepada agama kalian.”
(HR Abu Dawud no: 3462, Ahmad 2/84, dan yang lainnya dari sahabat Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma).
Wajib bagi segenap kaum muslimin untuk membangun kembali kehidupan yang baru dengan kembali kepada Allah, mendalami agama Allah dan membelanya sehingga mendapatkan petunjuk dalam mengarungi kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta dapat mengatasi persoalan-persoalan yang problematis. 

Allah berfirman,
“Dan apakah orang yang sudah mati (hatinya) kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar daripadanya? …”
(QS Al An’aam: 122).

Cahaya di sini adalah cahaya wahyu (Al Qur’an), sedang gelap gulita adalah kebodohan, kekufuran, dan kesesatan. (Tafsir Al Qur’anul Azhim 2/183). Allah juga berfirman, “Allah dia menganugerahkan al hikmah (kepahaman yang dalam tentang Al Qur’an dan As Sunnah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang dianugerahi al hikmah itu, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).”
(QS Al Baqoroh: 269).

Di akhir tulisan ini penulis akan nukilkan satu ayat yang semoga menjadi pelajaran dan bahan renungan bersama, yaitu firman Allah, 

“Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyaknya generasi-generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri…”
(QS Al An’aam: 6).

 Ya Allah…, janganlah Engkau palingkan hati-hati kami setelah Engkau beri hidayah, dan curahkanlah kepada kami selalu rahmatMu, innaka Waliyyu dzaalik wal Qoodir ‘alaih. Walhamdulillahi robbil ‘alamin. Wal ilmu indallah.
Ditulis oleh Al Ustadz Abu Hamzah Al Atsary.

Sumber : Bulletin Al Wala wal Bara

Senin, 23 Juli 2012

Mukjizat Alquran Tentang Sungai di Dasar Laut

Suatu hari, seorang ahli kelautan bernama Jacques Yves Costeau melakukan penelitian di dasar laut untuk Discovery Channel. Ia menelurusi fenomena bawah laut di Cenota Angelita, Mexico.

Saat melakukan penyelaman, ia dikejutkan dengan sebuah fenomena alam yang luar biasa. Dia menemukan air tawar di antara air laut yang asin. Penemuan itu membuatnya takjub.  Bagaimana mungkin air tawar bisa berada terpisah dalam air laut yang asin? Tetapi itulah kenyataan yang dia temukan di dalam laut.

Rasa ingin tahunya yang besar membuat Costeau kembali menyelam lebih dalam lagi. Ia menyaksikan fenomena alam yang lebih mengejutkan lagi. Betapa tidak. Ia melihat ada sungai di dasar lautan.

Sungai di bawah laut itu ditumbuhi daun-daunan dan pohon. Para peneliti menyebut fenomena itu sebagai lapisan Hidrogen Sulfida. Tapi tampak seperti sungai? Yang menjadi tanda tanya par ahli, mengapa air yang mengalir di sungai bawah laut itu rasanya tawar?

Sesungguhnya, sekitar 14 abad lalu, Alquran telah menjelaskan fenomena itu.  Simak saja surah Al-Furqan [25] ayat 53: ''Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar dan segar dan yang lain sangat asin lagi pahit; dan Dia Jadikan antara keduanya dinding dan barat yang tidak tembus.''

Fenomena unik dan aneh itu juga telah disebutkan dalam surah Ar-Rahman [55] ayat 19-21: ''Dia membiarkan dua laut mengalir yang kemudian keduanya bertemu, di antara kedua ada batas yang tidak dilampaui masing-masing. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan.''

Inilah video yang membuktikan kemukjizatan Alquran itu:






Sumber: youtube/yahoo mail list

Minggu, 22 Juli 2012

Mukjizat Alquran tentang Pembentukan Tulang dan Otot

Pada awalnya, para ahli embriologi berpendapat bahwa tulang dan otot terbentuk secara bersamaan. Seiring berkembangnya teknologi baru, berupa mikroskop yang canggih, pendapat awal para ahli emriologi pun terpatahkan.

Peristiwa pembentukan tulang dan otot itu digambarkan dalam sebuah terbitan ilmiah dengan kalimat berikut:

 
Dalam minggu ketujuh, rangka mulai tersebar ke seluruh tubuh dan tulang-tulang mencapai bentuknya yang kita kenal. Pada akhir minggu ketujuh dan selama minggu kedelapan, otot-otot menempati posisinya di sekeliling bentukan tulang. (Moore, Developing Human, 6. edition,1998.)

Subhanallah, hasil penelitian itu telah membuktikan kebenaran Alquran. Betapa tidak. 14 abad yang lalu, jauh sebelum teknologi kedokteran ditemukan, kitab suci Alquran telah menjelaskan tahap-tahap pembentukan manusia dalam rahim ibu.

Disebutkan dalam ayat tersebut bahwa dalam rahim ibu, mulanya tulang-tulang terbentuk, dan selanjutnya terbentuklah otot yang membungkus tulang-tulang ini.

Mari simak surah Al-Mu'minun ayat 14:

"Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik" (QS 23:14)

Inilah video kemukjizatan Alquran surah Al-Mu'minun ayat 14 itu:


Sumber: harun yahya/youtube

Sabtu, 21 Juli 2012

Dr. Zakir Naik Media Islam











Jumat, 20 Juli 2012

Mukjizat Alquran tentang Pergerakan Gunung

Seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener pada awal abad ke-20 M mengungkapkan bahwa benua-benua pada permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi, namun kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi.

Menurut Harun Yahya, para ahli geologi  baru memahami kebenaran pernyataan Wegener itu pada 1980, yakni 50 tahun setelah kematiannya. Dalam tulisannya, Wegener, mengemukankan bahwa sekitar 500 juta tahun lalu, seluruh tanah daratan yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan yang dinamakan Pangaea. Daratan ini terletak di kutub selatan.

Namun, sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang masing-masingnya bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau benua raksasa ini adalah Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan India. Benua raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika Utara dan Asia, kecuali India. Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia terbagi menjadi daratan-daratan yang lebih kecil.

Benua-benua yang terbentuk menyusul terbelahnya Pangaea telah bergerak pada permukaan Bumi secara terus-menerus sejauh beberapa sentimeter per tahun. Peristiwa ini juga menyebabkan perubahan perbandingan luas antara wilayah daratan dan lautan di Bumi.

Pergerakan kerak Bumi ini diketemukan setelah penelitian geologi yang dilakukan di awal abad ke-20. Para ilmuwan menjelaskan peristiwa ini sebagaimana berikut:

''Kerak dan bagian terluar dari magma, dengan ketebalan sekitar 100 km, terbagi atas lapisan-lapisan yang disebut lempengan. Terdapat enam lempengan utama, dan beberapa lempengan kecil. Menurut teori yang disebut lempeng tektonik, lempengan-lempengan ini bergerak pada permukaan bumi, membawa benua dan dasar lautan bersamanya. Pergerakan benua telah diukur dan berkecepatan 1 hingga 5 cm per tahun. Lempengan-lempengan tersebut terus-menerus bergerak, dan menghasilkan perubahan pada geografi bumi secara perlahan. Setiap tahun, misalnya, Samudera Atlantic menjadi sedikit lebih lebar.'' (Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 30)

Fakta ilmiah ini, kata Harun Yahya, telah diungkapkan oleh kitab suci Alquran sejak abad ke-7 M. ''Dalam sebuah ayat, kita diberitahu bahwa gunung-gunung tidaklah diam sebagaimana yang tampak, akan tetapi mereka terus-menerus bergerak,'' ungkap Harun Yahya.

Simak surah An-Naml [27] ayat 88, Allah SWT berfirman, "Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal dia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."

Menurut Harun Yahya, gerakan gunung-gunung itu disebabkan gerakan kerak bumi tempat mereka berada. Kerak bumi ini seperti mengapung di atas lapisan magma yang lebih rapat.

''Ada hal sangat penting yang perlu dikemukakan di sini: dalam ayat tersebut Allah telah menyebut tentang gerakan gunung sebagaimana mengapungnya perjalanan awan. Kini, Ilmuwan modern juga menggunakan istilah "continental drift" atau "gerakan mengapung dari benua" untuk gerakan ini,'' papar Harun Yahya.

Sungguh, Alquran adalah firman Allah SWT yang Maha Benar.
Sumber: harun yahya